Fly High with Joe Taslim: Part. 1

He's here, there, and everywhere! Apa destinasi favorit Joe Taslim untuk berlibur?

Nama Joe Taslim mulai dikenal publik sejak kemunculannya di film "The Raid" pada tahun 2011. Tidak henti memukau, ia kemudian dipercaya berperan di film ternama dunia, "Fast & Furious 6". Saat menonton film tersebut, saya pribadi semakin bersemangat ketika Joe Taslim berkata dalam Bahasa Indonesia, "Hantam mereka!". Well, I am not alone here, ain't I?

T-shirt: Diesel, Jacket: Diesel, Trousers: Off-White (Foto: Christian Soegiarto)

Tidak hanya berprestasi dalam industri perfilman Tanah Air, Joe Taslim juga menjalani kehidupan sebagai seorang suami dan ayah. Melalui akun media sosialnya, terlihat bagaimana sosok gagah dan tangguh di layar kaca ini tetap menjadi pria hangat yang begitu mengasihi keluarga. Dengan segala yang dimilikinya, mungkin saja akan sangat mudah untuk pria kelahiran tahun 1981 tersebut untuk sedikit mendongakkan dagu. Namun, hal itu sama sekali tidak saya rasakan ketika berkesempatan berbincang dengannya. Joe Taslim justru mampu membuat proses pemotretan dan wawancara berlangsung begitu santai dan ringan.

Sebagai seorang aktor, kegiatan promosi film kerap mengharuskan ayah dari tiga orang anak ini untuk meninggalkan rumah. Namun, tak ingin terus kehilangan momen berharga bersama keluarga, Joe tampak sering mengikutsertakan keluarganya yang justru menjadi momen berlibur bersama. Melalui perbincangan singkat, celebrity partner dari Booking.com ini bercerita tentang kebiasaannya dalam berlibur, juga berbagai nilai menarik yang ia dapat dari petualangannya.

Shirt: Valentino (Foto: Christian Soegiarto)

Hi, Kak Joe! Sedang sibuk apa sekarang?
Baru selesai dengan film "Hit & Run", lalu persiapan untuk project baru di bulan September mendatang, tapi belum bisa bilang apa. 

Sebagai seorang public figure yang disibukkan dengan berbagai kegiatan, apa yang biasa Anda lakukan di waktu luang?
Kalau sedang tidak ada promo film atau aktivitas pekerjaan, biasanya aku latihan, sih pasti. Catching up with friends, atau orang-orang yang bekerja bersama dengan aku, seperti produser. Ngopi bareng mereka, dinner bareng mereka, sama teman-teman yang udah lama tidak bertemu. Dan, tentunya sama keluarga.

Jika Anda hendak mengunjungi sebuah destinasi, apakah Anda menyempatkan diri untuk membuat perencanaan tertentu?
Kalau pergi dengan keluarga, biasanya [persiapan -red] dilakukan sebelum kita berangkat, untuk big plans-nya. Of course you wanna be lost when traveling, sometimes you just don’t know what to do and explore. Tapi, untuk big plans-nya, jika ada beberapa titik yang mau dikunjungi, akan kita rencanakan dari sebelum berangkat, seperti booking akomodasi, apa saja yang mau kita lakukan di sana.

Seperti kemarin kita ke Tokyo, kita mau ke Disneyland dan Unko Museum. Anak-anak juga sudah merencanakan mau ke mana. Jadi beberapa titik sudah kita tentukan dari sebelum kita berangkat dengan browsing, dengan baca review, dengan mencari tau what’s happening in Tokyo, juga apakah cocok juga dengan anak-anak, pemilihan akomodasi yang family friendly, yang di safe area juga dan dekat tempat makan. Seperti misalnya, untuk anak-anak, they are not really into sushi, jadi lebih memilih untuk makan nasi, tipikal anak-anak Asia banget. Bapaknya yang makan sushi, anaknya ujung-ujungnya balik ke nasi sama daging, katsu don, tempura, sukiyaki. Pemilihan tempat akomodasi yang dekat dengan tempat makan yang cocok buat anak, karena pasti anak jadi prioritas ketika traveling bersama keluarga.
 

The best way to explore the local culture is through culinary, I believe in that.
-  Joe Taslim


Setelah itu, ketika mau holiday, pasti cari tempat bagus untuk foto juga. Nah, semua itu dilakukan ketika masih di Jakarta, kita sudah explore dulu dengan browsing melalui Booking.com, lalu melihat review. Cari tau juga hotel kita dekat dengan apa, makannya apa, kalau ke museum seberapa jauh, kita cari tahu dengan bantuan Google Maps.

I have three kids dan kalau berangkat, kita gak mau bawa babysitter. The only moment untuk benar-benar hands on, kayak tanpa dibantu siapapun, I think you need that karena di Jakarta kan selalu ada babysitter. Jadi, semuanya kita perhitungkan, seperti airport transfer, it is very important. Akomodasi yang ada fasilitas pick up, karena kan tidak mungkin bawa enam sampai tujuh bagasi, it would be very exhausting. Airport transfer, family friendly filter, and dekat tempat makan, and plans sebelumnya kita mau ngapain, and then sampai di sana memang ada beberapa hari yang kita gak mau plan apa-apa. Bisa bangun siang, lalu keluar aja jalan.

Left: T-shirt: Diesel, Jacket: Diesel, Trousers: Off-White | Right: T-shirt: Diesel, Jacket: Valentino, Trousers: Off-White (Foto: Christian Soegiarto)

What if you are traveling alone or simply with partner?
Paling pernah just me and my wife, itu lebih cari sesuatu yang romantis. Kayak pemilihan akomodasi juga kita maunya tempat yang romantis. Istriku suka banget foto 'kan, she’s like an Instagrammer. Ya sudah, jadi dari dia kayak, aku mau foto di sini, sini, dan sini. Kita cari lokasinya yang dekat dengan tempat foto yang bagus, nanti aku bawa bawa kameraku, lengkap dengan lensa dan Gopro.

Tapi kalau untuk travel sendiri seperti urusan pekerjaan, semua sudah dipersiapkan oleh management-ku, jadi lebih ke light travel aja. Aku biasa bawa baju sedikit, I am a guy, so you know, mau seminggu juga ringan banget. Lebih simple sih. Tapi biasanya yang penting aku juga memperhitungkan hal kecil, seperti mau ke negara mana, harus cari tahu dulu colokannya seperti apa. Terus, persiapan-persiapan kalau misalkan sama teman, mau nge-lounge ke mana.

Jadi memang ada tiga tipe traveling untuk aku, yaitu work, family, dan couple.

Berdasarkan apa yang Anda katakan sebelumnya, yang paling Anda cari ketika traveling adalah kuliner. So, is that your first priority in traveling?
Yes, explore makanan dulu sih. Baru, ya nular tuh, kalau restorannya bagus, and then foto-foto, mungkin dapet sedikit informasi tentang negaranya, culture-nya. Kayak kemarin aku ke Cape Town, for work, kita dapet banyak banget kayak makanan yang gak pernah kita makan, culture mereka seperti apa, pergi ke daerah-daerah yang bahkan jarang dikunjungi oleh turis. It’s good to be lost once in a while.

Shirt: Valentino, T-Shirt: Diesel, Trousers: Off-White (Foto: Christian Soegiarto)

Jadi sejauh ini, tempat mana yang punya best culinary scene, menurut Anda?
Aku suka Southeast Asian style ya, Bangkok itu tidak pernah gagal, mau makan di mana saja. Tokyo, Seoul juga tidak pernah gagal karena bisa dibikin pedas makanannya. Kalau aku ke Eropa atau South Africa kemarin, mostly mereka kan base-nya daging ya, paling hanya steak atau kadang we go for a restaurant for pasta. Tapi, kalau Asian foods di sana gak seenak di sini.

Jadi, lidahnya masih Asia banget, yah?
Lidah Asia banget sih, apa aja si pasti harus nasi atau mie.

Apakah ada satu restoran favorit di Bangkok?
Kalau di Bangkok tuh aku paling cocok makan di Somboon, itu kayak Curry Crab, itu sih mau kapanpun pergi bahkan setiap hari pun bisa. It is so amazing, karena aku suka kepiting kan, I am a Cancer, so yeah. Somboon enak banget.

Kalau fine dining mungkin di South Africa banyak. I am not really an explorer traveler. Aku pernah ke Europe atau US, tapi pas lagi di South Africa selama empat bulan, they have like 30 fine dining restaurants  yang kayak Michelin or five-starred course, aku coba enam, dan enam-enamnya dahsyat sih. Udah bukan makan sih, sudah seni itu mah.

Klik di sini untuk membaca kelanjutan percakapan bersama Joe Taslim.

Photo Credits:
Foto: Christian Soegiarto
Penata Gaya: Andreas Winfrey & Hanny Dini Iswari
Asisten Penata Gaya: Ginza Setiawan & Sharrona Valezka
Penata Rias & Rambut: Felita Thea
Busana: Off-White, Valentino, Diesel, Thom Browne available at Papilio Duo Pacific Place
Lokasi: Studio Air Putih @Batubata