Hampir semua perjalanan berlibur yang saya lalui memberikan sebuah pelajaran berarti. Perbedaan yang ada di tempat tujuan memberikan saya sudut pandang yang baru tentang berbagai aspek dalam hidup. Ya, saya percaya bahwa sebuah perjalanan memang selayaknya mengubah Anda. Dan, tentunya untuk menjadi sosok yang lebih baik. Seperti halnya yang didapati oleh Joe Taslim di setiap liburan yang ia habiskan bersama keluarga. "Traveling for me is to make me see more, to be a better person, and to mature my life," katanya. Joe Taslim sempat berbincang dengan saya mengenai destinasi favoritnya (klik di sini untuk membaca), kali ini aktor kelahiran 1981 tersebut membagikan saran untuk berlibur versinya.
Apa yang paling Anda tidak sukai dari traveling dan bagaimana Anda mengatasinya?
Yang paling aku tidak sukai sebenarnya mungkin timezone salah satunya, apalagi kalau negara yang timezone-nya banyak, jadi kita harus siapin beberapa hari just to relax. Kedua, mungkin kalau traveling with my family, I gotta make sure untuk bawa barangnya seefektif mungkin. They like to pack everything, tapi sampai di sana juga belanja lagi. Sometimes, fleksibilitas dari tempat akomodasi yang kita pilih itu penting. Sebelum aku pilih tempat biasanya through Booking.com, untuk cari tahu, fleksibilitasnya seperti apa, apakah kalau aku mau nambah kamar atau nambah extra bed atau mengubah tanggal atau mungkin di-cancel dan ganti ke different accommodation, apakah mereka flexible atau gak. Gak tiba-tiba kita sudah pesan satu tempat and then we suddenly just realized that istri sama anak mau di tempat lain, and then we can’t cancel. Memang ada beberapa akomodasi yang kita prioritaskan fleksibilitasnya jadi sebelum tanggalnya kita bisa cancel. Kendala-kendala yang bisa kita atasi dari awal.
And then, obat-obatan pastinya kalau secara personal, saya bawa obat-obatan dari Jakarta. Untuk anak-anak khususnya, kita harus persiapin aktivitas mereka di sana supaya mereka gak main gadget terus. Jadi, kendala-kendala yang harus diantisipasi sebelum berangkat.
Namanya juga pergi rombongan, ya. Setiap orang pasti memiliki preferensi masing-masing.
Tapi usually if I go with my family, it is very flexible. Gak mau kayak tipe-tipe perjalan di mana kita berangkat udah jelas harus ke empat titik, kayak yang ada pulang-pulang dari holiday malah feel exhausted. Holiday kita harus pikirin dari awal sih, baca review dari sebelum berangkat, pemilihan akomodasi, big plans-nya mau ngapain and spare just a couple days to not do anything. Kalau gak mau ngapa-ngapain bisa di hotel untuk berenang aja. Anak-anakku suka berenang, jadi aku kalau memilih akomodasi pasti yang ada kolam renang yang nyaman untuk anak. Atau, sometimes anak-anak gak mau terlalu capek mungkin hanya pergi makan saja, lebih santai.
Lebih enak seperti itu ya, lebih santai dan tidak terlalu dijadwalkan.
Iya. Lebih suka untuk mengatur semuanya sendiri dan membuat perjalanannya juga lebih santai.
Traveling for me is to make me see more, to be a better person, and to mature my life even better. I don’t live inside a box, you always wanna go outside and get lost, make mistakes, and traveling is the gate to be able to experience that in the real way. When you get lost, maybe you have a bad experience with food or people, so you learn. That’s through travel. Through culture clashes, language barriers, and sometimes you are not prepared for what’s coming. And, that is the process of learn it the best way, because that’s practical.
- Joe Taslim
Okay, Anda pernah menemukan hidden gem atau wilayah yang sebenarnya menarik tapi kurang diketahui oleh publik?
Pernah tapi aku lupa namanya, di Indonesia justru, di Jawa. Tempat yang gak boleh ada gadget dan TV-nya ditutup. Itu tempat yang penting banget kalau orang mau bonding, pure 100% bonding. Di sana memang setiap orang bahkan gak bisa nonton TV, kalau mau nonton TV harus minta izin. That place is like a retreat dan banyak sekali turis asing.
How did you find that?
I was there for photoshoot and decided to stay untuk beberapa hari. Untuk pekerjaan, tapi kemudian my friends, timku juga di sana memutuskan untuk extend ketika sudah selesai. Ketika pegang handphone saat breakfast justru ditegur. Katanya, mungkin buat kita gak apa, tapi untuk orang lain yang melihatnya mungkin mereka sedang mencoba untuk get away from their gadgets tapi lihat orang with gadget bisa jadi distracting. Which makes sense, jadi orang ya hanya ngobrol dan meditating.
Wah, menarik, cocok sekali untuk bawa anak ke sana ya?
I am planning to take my kids there.
Biasanya dapat informasi untuk tempat-tempat terbaru atau yang menarik untuk dikunjungi?
Aku lumayan suka browsing dan rekomendasi dari temen juga, di-combine aja. Pas sudah ketemu tempat, kita browsing tentang tempatnya. Let’s say trip-nya mau ngapain nih, kalau culinary santai kan ya sudah. Tapi, kalau mau adventure kan banyak banget, kayak I’ve been to Queenstown, New Zealand, banyak banget yang bisa dilakukan. Biasanya kita dapetin juga informasinya dari review, orang-orang yang pernah menginap di sana. Usually ada informasi, hotel kita dekat loh berapa meter ke sini jadi that is a kind of information yang dibutuhkan. I think nowadays, walaupun mungkin nanya-nanya teman juga penting, I think 80% informasi yang kita butuhkan tentang pemilihan akomodasi dari website yang kita percaya, , filter mau nginep dan apa aja yang enak di daerah situ, dan reviewers yang bisa dipercaya. Kita tau kan, kalau dari ngomongnya itu true experience atau tidak. Kalau dari foto kan bisa menipu, tapi pas kita baca review-nya justru dibilang kalau hotelnya kotor. Kita harus pintar-pintar juga untuk tidak melihat, oh five stars nih. Kita juga harus baca review dan informasi yang ada di website.
Untuk Anda sendiri, apakah lebih memilih untuk explore new places atau kembali lagi ke tempat yang sudah dikunjungi?
Mungkin lebih kedua sampai tiga kali maksimal untuk balik ke tempat yang sudah pernah. Tapi, setelah itu harus explore. Jadi, plan bersama keluarga untuk cari tempat baru. Kalau misalkan balik ke suatu tempat, paling ya sudah hanya sekali doang tapi setelah itu go somewhere else. I think zaman sosial media sekarang I think we just want to explore the world and capture memories and put it on our Instagram. Those things are actually amazing dan menjadi memory tersendiri untuk kita, kita sudah pernah kemana dan ngapain saja. Traveling is the best investment because you grow, your mind juga lebih terbuka bisa melihat perbedaan, culture, culinary, and attitude. Kalau di Jepang, orang lebih sopan. Kalau di Hongkong, orang agak sedikit lebih keras. At first, you would be shocked. Kayak, mereka marah ya? But, it’s just them. Then you go to South Korea, apa yang kita lihat di TV dan realitanya pun berbeda, they are pretty loud. Hal-hal tersebut bisa buat kita lebih mature and be a better person lah pastinya through traveling.
Is there any country or destination that changes your perspective?
Pasti, sih. Secara manner, discipline itu Tokyo, Japan. I think you learn a lot. Di sana, kita mau buang sampah saja kita takut gitu, kita gak mau antre saja kita malu, ada jalur khusus di escalator untuk mendahului. Jadi, pas pulang kita jadi malu. Kok mau antre saja malas, buang sampah masih sembarangan, masih agak berantakan. We want to be better not just for ourselves, but to influence people around us, especially to my kids. Lihat-lihat tuh orang seperti itu, wait, sabar, wait when people are talking, say thank you, bow a little bit. Those things yang kita bisa bawa untuk kita dan keluarga. And, then we go to like tempat yang gak aman, keras, we also learn something. We learn to be more careful, we learn to be more alert. Jadi, gak selalu kita pergi ke tempat yang baik doang untuk bisa belajar yang baik. Pergi ke tempat yang agak-agak dodgy pun kita belajar sesuatu. That’s the beauty of travel. What you gotta do is just plan it right, choose right, trip-nya tujuannya buat apa, and have a good travel.
Is there any tips for traveling, especially with family?
We have to plan it right. If you go by yourself, it is quite easy, right? Untuk sudden change gitu. Untuk anak, pemilihan akomodasi harus penting, seperti apa surroundings-nya juga, dan filter untuk family friendly itu sangat penting. You have to ask your kids about what they wanna do, what they like, what kind of food they like, what kind of experience they wanna do. You gotta make sure you choose from website, from Booking.com probably, apa yang comfortable untuk mereka dulu, makanan, activities, attraction, dan obat-obatan juga jangan sampai lupa. And, don’t be afraid to explore. It is okay to follow the rule, but the most fun part of traveling is you sometimes break the rule. Like, you know what, just cancel this, let’s just stay here. And, that’s fun and will be a part of the journey. Have the master plan, but save couple days just to see what happens.
Foto: Christian Soegiarto
Penata Gaya: Andreas Winfrey & Hanny Dini Iswari
Asisten Penata Gaya: Ginza Setiawan & Sharrona Valezka
Penata Rias & Rambut: Felita Thea
Busana: Off-White, Valentino, Diesel, Thom Browne available at Papilio Duo Pacific Place
Lokasi: Studio Air Putih @Batubata