I Wayan Karja pelukis asal Bali menganggap warna sebagai alat penyambung suara hati dan penyembuhan jiwa. Dalam pameran lukisannya bertema Beyond the Unknown, yang berlangsung beberapa waktu lalu di TJP Live Space, pengunjung dapat melihat karya seni abstrak yang berbeda dari pelukis lain asal Pulau Dewata.
Karja memulai perjalanan melukisnya sejak usia tujuh tahun dengan fokus pada alam dan budaya Bali. Setelah melanjutkan studi seni di University of South Florida tahun 1998. Pada saat yang sama Indonesia memasuki masa reformasi dan begitu gelisah memikirkan keluarganya di Jakarta.
Karja mengingat nasihat seorang profesor, saat dia mulai kuliah di Amerika yang mengatakan agar ia melukis dengan cara berbeda dari gaya Bali yang telah ada. Sementara profesor yang lain mengingatkan saatnya hati gundah dia diminta melukis.
Mulailah dia melukis. Dia mengurai kegelisahan dan menggunakan kosmologi warna Bali, seperti putih untuk timur, hitam di utara, dan merah untuk selatan, dan lainnya sebagai dasar karyanya. Ia juga memperkenalkan pangiter bhuwana, konsep warna yang berhubungan dengan pergerakan semesta menurut pandangan Hindu Bali.
Menuju karyanya yang lebih internasional, ia merasa berani bebas berkarya tanpa terikat pada dewa atau identitas tertentu. Karja menciptakan lukisan berdasarkan perasaan, di mana emosi menentukan warna yang digunakannya. Ia menciptakan lukisan sebagai media yang tidak menuntut kesamaan pengalaman bagi semua orang.
Tema Beyond the Unknown mengajak orang untuk melihat dari dua sisi, yakni yang terlihat (namo) dan yang tidak berwujud (rupa). Karja percaya warna dapat memberikan efek positif dan meredakan depresi dan menjadi pemberi semangat hidup. Dengan teknik melukis yang bermain (play), mengalir (flow), dan bebas (freedom) ia ingin menyampaikan pesan terapeutik estetik. Ia mengakui lukisan abstrak sering diragukan, tetapi ia melihatnya sebagai perjalanan emosional yang tulus, yang dapat memberi manfaat bagi penontonnya.
Dalam setiap lukisannya, ia memberi semacam ‘pintu’ untuk masuk ke imaginasi yang membuka satu pengalaman baru bagi banyak orang. Contohnya, dia menunjuk satu lukisan berjudul Moonlight. Pada lukisan ini terlihat pohon yang diselimuti warna pink. Dia menyebutnya pohon itu hanya sebagai pintu masuk saja bagi pemirsanya. Karena dia fokus pada warna-warna yang hadir di lukisan tersebut. “Pengalaman orang itu kadang-kadang sulit tanpa stimulasi. Tanpa pintu masuk, pengalaman sendiri pun belum tentu bisa terbuka,” katanya.
Ke depan, Karja akan terus bereksperimen melalui karya-karyanya dan dia akan menjadikan lukisannya sebagai benang merah pengalaman hidupnya. Terdekat dia sedang mempersiapkan pameran yang akan berlangsung sekitar Agustus atau September di Berlin, Jerman.