When you're good as gold
'Cause when you know, you know – (Margaret by Lana Del Rey)
Seorang teman saya kerap kali mempertanyakan kapan ia akan menemukan pujaan hatinya. Setiap kali ia mencoba untuk dekat dengan seseorang, namun kerap kali bertepuk sebelah tangan, tanpa ada yang seperti orang bilang dengan ‘gayung bersambut’.
Manusia ditakdirkan untuk hidup berpasang-pasangan, namun perjalanannya berbeda-beda. Ada yang berawal dari teman kecil hingga akhirnya menikah. Bahkan ada pula yang harus berganti-ganti pasangan dan putus sambung dalam percintaan, hingga akhirnya bermuara dalam bahtera rumah tangga.
Bagi sebagian mereka yang ditakdirkan lebih mudah menemui tambatan hatinya, tentu dapat dikatakan sangat beruntung. Namun bagi mereka yang sedikit lebih sulit untuk menemukan pasangan, bukan artinya tidak beruntung. Melainkan mungkin Tuhan menginginkan untuk mereka belajar membenahi dirinya masing-masing.
Lebih banyak waktu untuk sendiri tak berarti tidak baik, melainkan mungkin ada hal lain yang harus diprioritaskan dalam hidupnya. Seperti mempunyai waktu lebih, dalam menata karier, menabung untuk masa depan dan lain sebagainya.
Sekitar sepuluh tahun yang lalu, teman saya pernah merasa penat dengan kehidupan di kota Jakarta. Sehingga membuat ia untuk nekat hijrah ke Amerika untuk mencoba peruntungan hidupnya. Diawal 30-an ia meninggalkan kariernya dan memutuskan mengambil sekolah melukis di Philadelphia dengan berbekal visa turis yang ia miliki, beruntungnya di tahun berikutnya ia mendapat beasiswa dari sekolah tersebut hingga ia dapat meraih visa pelajar untuk empat tahun.
Saya Ingat sekali, saat itu di tahun terakhir pelajarannya, ia berkata “Kalau gue tahun depan tidak bisa dapat calon suami, artinya gue harus cari jalan lain untuk bisa tetap menetap disana”. Tentu memberikan deadline seperti itu pada dirinya, cukup terdengar layaknya sebuah taruhan. Namun itulah salah satu cara untuknya agar mendapat persayaratan sebagai permanent residence terlebih dahulu.
Tentu pertolongan Tuhan akan datang, seiring usaha dan doa. Walhasil di tahun itulah ia menemui seseorang yang ia dambakan. Proses dari pendekatan hingga akhirnya ia dilamar pun tidak terlalu lama. Mereka pun menikah dan ijin tinggal sebagai permanent residence di Amerika yang ia tunggu-tunggu pun akhirnya diperolehnya sesuai dengan apa yang telah ia rencanakan ketika pertama kali ia inginkan.
Suatu ketika saya bertemu dengan teman saya tersebut, dan saya menanyakan bagaimana ia bisa pada akhirnya menemui orang yang tepat, seperti apa yang ia dambakan. Secara sederhana dan lugas, ia mengatakan “When you know, you know”
Photo by Jonathan Borbo - Pexels.com