WISIK, Interpretasi Simbol Selebrasi Karya Sapto Djojokartiko

Warisan budaya bangsa jadi inspirasi koleksi S/S 2020 sang Desainer.

Ketika masih kecil, saya adalah cucu yang sangat dekat dengan nenek. Dari beliau, saya banyak diajarkan tentang keberagaman budaya melalui berbagai macam media yang ada. Mulai dari koran, buku, ensiklopedi budaya hingga foto-foto beliau ketika masih muda. Saya masih ingat betul wajahnya yang bersemangat saat memperlihatkan foto hitam putih dirinya ketika sedang belajar menari Jaipong, atau saat dirinya sedang lomba menyanyi lagu tradisional. Sungguh, sosok perempuan luar biasa yang sangat mencintai tanah airnya.

Kini, meski telah tiada, nilai-nilai yang diajarkan beliau masih tertanam rapi di dalam diri saya, semangatnya yang berapi-api dan wajahnya yang berbinar saat memperkenalkan keindahan budaya Indonesia membuat saya tumbuh menjadi pribadi yang tertarik akan keindahan ragam budaya Indonesia. Hal itulah yang membuat saya selalu bersemangat setiap kali Sapto Djojokartiko mengeluarkan koleksi terbarunya. 

Wisik by Sapto Djojokartiko S/S 2020 Collection. (Foto: Dok. Sapto Djojokartiko)

Bertajuk "Wisik", sang desainer bertujuan mengangkat kembali budaya Indonesia yang mulai pudar dimakan waktu. Menurutnya, banyak generasi muda yang seakan kurang tertarik dengan budaya tanah airnya sendiri. Hal itulah yang kemudian mengilhami koleksi S/S 2020 Sapto Djojokartiko, di mana koleksi ini merupakan interpretasi dari simbol serta tradisi kebudayaan, dengan tujuan memperkenalkan serta mengangkat kembali budaya tanah air, yang tentunya sudah dikemas dengan sentuhan modern. "Wisik" sendiri memiliki arti bisikan batin, wangsit atau wahyu, yang diambil dari bahasa Sansekerta. 

Koleksi ini juga membawa Sang Desainer kembali kepada kehidupan sehari-harinya ketika masih kecil, memori tentang kebudayaan, juga tentang adat dan tradisi yang ia lihat dahulu ketika masih tinggal di Solo. Meski tidak lagi tinggal di Solo, tanah kelahirannya tersebut tetap memiliki tempat spesial di hatinya, apalagi  pertunjukan wayang yang kerap menjadi hiburan sang desainer ketika mengunjungi kota kelahirannya tersebut.

"Solo adalah rumah bagi saya. Setiap kali pulang ke sana saya selalu menyempatkan diri untuk menonton pertunjukkan wayang. Dari tahun ke tahun sudah banyak adaptasi modern dari cerita-cerita besar perwayangan. Namun saya perhatikan, penikmatnya masih didominasi oleh generasi yang sudah berumur. Saya pikir, mungkin karena kurang di maintain dengan baik jadilah pertunjukkan tersebut, bisa dibilang, sangat sederhana. Dari situ, saya ingin menunjukkan kepada generasi muda bahwa budaya kita itu indah dan beragam. Semoga dengan semangat yang ingin saya sampaikan ini, generasi muda menjadi lebih tertarik dengan budaya tanah air dan pertunjukan seni seperti wayang tadi bisa beradaptasi menjadi lebih baik."  ujar Sapto Djojokartiko saat melangsungkan press conference di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta.

Mengambil lokasi di Hotel Indonesia Kempinski Jakarta, rupanya Sang Desainer melihat value yang sejalan dari lokasi yang dipilihnya ini. Menjadi salah satu simbol modernitas kala itu, Hotel Indonesia memiliki sejarah panjang dan merupakan hotel dengan standar internasional pertama di Indonesia. Hotel ini diresmikan oleh Presiden Soekarno pada 5 Agustus 1962 dan berlokasi di jantung ibu kota untuk dijadikan tempat menginap bagi tamu-tamu yang hadir dalam pesta olahraga Asian Games ke-4 tahun 1962. Bertempat di Bali Room, Sapto Djojokartiko akan menampilkan 57 koleksi yang mencakup busana wanita dan pria. 

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

The Bali Room at Hotel Indonesia Kempinski, where SAPTO DJOJOKARTIKO Spring/Summer 2020 collection will be shown on August 20, is the first ballroom in Indonesia that catered many international events. Just as it has hosted musical and theatrical performances during its heyday, Hotel Indonesia will be housing the fashion show with the same level of pride and momentous glory • Back in the 60s Jakarta was already referred to as a centre of urban lifestyle. Hotel Indonesia Kempinski was at the centre of it all. “Patung Selamat Datang” that is located right in front was intended to welcome guests who visited Jakarta for the 1962 Asian Games. It became a symbol of the city and has witnessed so many blessings • In the spirit of independence day, we are proudly presents our latest collection housed within the roof of Hotel Indonesia Kempinski 57 years after it was first introduced to the public. A proud moment for the country and ultimately, for us. Video courtesy of Hotel Indonesia Kempinski #SaptoDjojokartikoSS20 #SaptoDjojokartiko #MaisonSaptoDjojokartiko #HotelIndonesiaKempinski #HIKempinskiKala

A post shared by SAPTO DJOJOKARTIKO (@saptodjojokartiko) on

Pemilihan Bali Room sebagai tempat presentasi koleksinya juga bukan tanpa alasan. Sapto  memilih ruangan ini karena nilai budaya yang tinggi, selain itu Bali Room juga merupakan saksi bisu dari berlangsungnya banyak peristiwa bersejarah. Ruangan ini merupakan tempat dilangsungkannya pagelaran perdana Miss Indonesia serta tempat menikahnya Susilo Bambang Yudhoyono & (Alm.) Ani Yudhoyono beserta adik-adik. Bahkan, tempat saya berdiri untuk mengikuti press conference inipun ternyata memiliki sejarahnya sendiri, berada di ruangan The Heritage lantai 16, rupanya dahulu tempat ini bernama Nirwana Supper Club, yaitu sebuah klub malam yang diperuntukkan untuk kaum jetset pada tahun 70-an. 

Sapto Djojokartiko juga bekerja sama dengan Tulola yang merupakan merek perhiasan lokal yang kerap menghadirkan koleksi perhiasan cantik serta mengangkat nilai-nilai budaya tanah air. Perhiasan ini dijadikan pelengkap yang anggun dan menawan saat presentasi S/S 2020 yang tentunya terinspirasi dari elemen-elemen koleksi dari Sapto Djojokartiko. Seluruh rangkaian koleksi musim ini adalah rangkaian cerita yang dipersembahkan oleh Sapto Djojokartiko sebagai bentuk komitmennya untuk terus memperkenalkan seni dan ide-ide khas Indonesia di mata generasi muda dan dunia.