Temukan Alasan di Balik Kepribadian Seorang Basuki Tjahaja Purnama

Hampir dua tahun berlalu sejak mantan gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama ditahan karena kasus yang menimpanya. Sosok yang akrab disapa Ahok memang cukup kontroversial sejak kehadirannya di politik Tanah Air, khususnya di Ibukota Jakarta. Kata-kata yang tegas dan lugas, serta kebiasaan baru yang dibawanya memang mampu membuat banyak orang akhirnya memperhatikan dunia politik. Meskipun suaranya tak lagi terdengar, para penggemarnya masih setia menanti kehadirannya di luar jeruji besi.

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh A Man Called Ahok (@amancalledahok) pada

Saya tidak sedang ingin berbicara tentang politik. Saya ingin membahas tentang sosok Ahok dari kacamata perseorangan. Sosok yang begitu tegas, namun hangat secara bersamaan. Sosok yang begitu berani dalam menentang hal-hal yang sebelumnya dianggap normal. Sosok yang bagi sebagian orang tidak hanya dikenal sebagai pemimpin, namun juga pelayan masyarakat. Dari manakah kepribadian ini berasal?

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh A Man Called Ahok (@amancalledahok) pada

Menonton film bertajuk 'A Man Called Ahok' seketika membuat saya mengerti. Tak aneh jika seorang Ahok bertindak sebagaimana ia bertindak. Kepribadian ini merupakan warisan dari sang ayah, bernama Indra Tjahaja Purnama. Sosok yang tidak meninggalkan harta, namun nilai kehidupan bagi anak-anaknya. Karena ia sadar, harta akan habis pada waktunya, namun nilai yang ia tanam di dalam diri anak-anaknya akan menjadi pelajaran berharga dalam menjalani hidup.

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh A Man Called Ahok (@amancalledahok) pada

Film yang diperankan oleh Daniel Mananta sebagai pemeran utama ini mampu membuat Anda semakin merindukan sosok Ahok. Saya pribadi tak kuasa menahan tangis menyaksikan pemutaran film yang berdurasi hampir 2 jam ini. Indra Tjahaja Purnama mungkin meninggalkan nama baik yang dikenang oleh masyarakat Belitung pada masanya. Namun, Basuki Tjahaja Purnama mampu mengajak serta sang ayah untuk dikenang oleh seluruh masyarakat Indonesia pada hari ini, dan mungkin hingga masa-masa yang akan datang.

Izinkan saya meralat kalimat saya di atas. Warisan berupa harta dapat dengan mudah lenyap dalam hitungan waktu. Namun, warisan berupa nilai-nilai kebenaran akan senantiasa hidup dan diwariskan pula kepada individu-individu lain. Apa yang ditinggalkan oleh seorang Indra Tjahaja Purnama mungkin dimaksudkan hanya untuk anak-anaknya. Akan tetapi, dampaknya bisa terasa bagi siapapun yang menonton. Sampai bertemu kembali, Pak Ahok!