Setiap seniman memiliki cara masing-masing untuk mengekspresikan hal yang ingin disampaikannya. Pada dasarnya, seni memang tidak mungkin selalu dinikmati oleh setiap individu secara menyeluruh. Namun, untuk beberapa kasus, ada pula seni yang tidak sekadar masuk ke akal sehat, namun juga ke lubuk hati. Demikian yang dapat Anda saksikan melalui pameran tiga seniman Asia yang dilangsungkan oleh Museum Macan selama 17 November 2018 hingga 10 Maret 2019.
Di antara ketiga seniman, izinkan saya menaruh fokus pada karya yang berasal dari seniman Taiwan-Amerika, Lee Mingwei. Setiap instalasi seni yang tergabung ke dalam tajuk Seven Stories atau Tujuh Kisah ini sungguh mampu menggerakkan hati saya. Mungkin karena inspirasi dari setiap hasil karyanya tersebut memang begitu dekat dengan kehidupan manusia pada umumnya. Karya dari sosok seniman ini begitu banyak berbicara tentang rasa percaya, keintiman, dan juga kesadaran diri. Hal-hal yang melekat dengan diri, bukan?
Satu di antara ketujuh instalasi yang begitu menarik perhatian saya adalah tiga bilik bernama The Letter Writing Project. Sesuai dengan namanya, bilik ini mengizinkan para pengunjung untuk menuliskan surat kepada siapapun yang diinginkan. Bilik ini seolah menjadi medium yang tepat untuk menyampaikan rasa yang tidak sempat terucap. Pada akhir periode pameran, setiap surat yang memiliki alamat penerima lengkap akan dikirimkan oleh pihak Museum Macan. Proyek ini terinspirasi oleh sang seniman sendiri yang masih memiliki banyak hal untuk disampaikan kepada mendiang sang nenek, di mana ia turut menuliskan surat selama satu setengah tahun setelah kepergiannya.
Seperti yang tertulis pada pembuka, karya di atas tentu hanya salah satu di antara banyaknya karya di Museum Macan yang mampu menyentuh akal, jiwa, dan hati. Karya-karya dari Arahmiani, Lee Mingwei, dan On Kawara akan membuat Anda berhenti sejenak dan berpikir tentang hidup. Membuat Anda menyadari hal-hal yang sebelumnya tidak Anda sadari esensinya.
Semoga Anda terinspirasi, selamat menikmati!