Tak terasa sudah 15 tahun brand lokal yang dikenal dengan batiknya, Purana, berkarya di industri mode Indonesia. Merayakan hal tersebut, Nonita Respati selaku direktur kreatif Purana dengan bangga meluncurkan koleksi Spring/Summer 2024 berjudul "Forest Poetry.” Menggandeng Semaja Restaurant, press conference dan trunk show sebagai awal peluncuran karya bernuansa hijau ini berlangsung pada 5 Juni 2024. Tidak hanya menjadi saksi bisu acara “Forest Poetry,” Semaja juga memiliki table runner baru dari koleksi terbaru Purana.
Semaja yang merupakan naungan dari ISMAYA Group menyambut baik kolaborasi ini. Nadya Natasha selaku Marketing Manager Semaja menceritakan bahwa Semaja satu-satunya rumah makan Indonesia dari grup Ismaya-untuk berkolaborasi dengan brand fashion lokal. Ini adalah langkah kolaboratif inovatif modern bersama Purana.
Métier Private Jeweller, dari brand perhiasaan menyumbang perhiasan untuk looks yang lengkap di pameran koleksi “Forest Poetry.” Motif batik dan berlian bergabung harmonis. Vitalik, CEO dari Métier yang juga hadir di acara press conference, menyatakan bahwa produk mereka, meski berstandar internasional, tetap mengusung kearifan lokal.
Setelah dua tahun terhalang pandemi, di 2024 ini Nonita ingin kembali membawa Purana ke akar awalnya dengan motif batik yang sangat Indonesia. “Purana konsisten menerjemahkan kekayaan Indonesia—baik alam maupun budayanya—ke dalam koleksi signature yang hadir pada setiap musim. Motif burung merak, burung rangkong, dan burung Cendrawasih raggiana, mewakili inspirasi dari fauna hutan tropis Indonesia,” jelas Nonita.
Semua gambar didalam koleksi ini juga terinspirasi dari keindahan Kresik Luai, Kutai Barat, Kalimantan yang pernah Nonita datangi semasa dirinya menjadi fashion editor. Kenangan indah pemotretan dikala itu dilukis kembali dalam motif dan warna cerah namun meneduhkan. Ada motif bunga anggrek hitam, kupu-kupu, kembang sepatu, dahlia kuning, dan lainnya.
Nonita menekankan pentingnya regenerasi dan inovasi. Di koleksi terbaru, Purana sudah gunakan kain Bemberg yang lembut, licin seperti silk tapi ramah lingkungan. "Membatik di atas kain Bemberg yang teksturnya licin adalah tantangan tersendiri, karena zona nyaman para pengrajin batik adalah kain katun.”