Perbincangan Bersama Avianti Armand, Seniman Pembela Perempuan

Avianti Armand adalah salah satu seniman yang saat ini juga berprofesi sebagai arsitek. Namun, tidak hanya berkutat di bagian desain, Avianti merupakan penulis puisi dan salah satu karyanya yang berjudul “Perempuan yang Dihapus Namanya” mendapat penghargaan Kusala Sastra Khatulistiwa dalam kategori puisi di tahun 2011! Melihat judul dari puisi tersebut, saya pun langsung penasaran dan menerka-nerka. 

Ketika mengunjungi museum MACAN pada tanggal 20 Juli 2019 kemarin, Avianti Armand turut diundang sebagai salah satu pembicara yang membahas tentang hubungan erat antara seni dan arsitektur. Intisari presentasi yang saya tangkap dari presentasi beliau adalah bagaimana seorang arsitek mampu memahami keinginan klien dan dapat menciptakan karya yang sesuai harapan mereka. Setelah acara tersebut selesai, saya mendapatkan kesempatan untuk berbincang singkat dengan beliau. Dan, tentu, saya mendapatkan jawaban atas pertanyaan yang cukup menggelitik tadi. Siapakah sosok perempuan yang dimaksud?

Apakah kegemaran desain dan menulis puisi merupakan sesuatu yang Anda sudah tekuni dari kecil?
Saya dari kecil sebenarnya sudah senang melihat rumah-rumah dan gemar menulis cerpen. Waktu kecil jika ditanya cita-cita, sebenarnya saya masih tidak kepikiran untuk menjadi penulis atau arsitek. Jadi, lebih seperti mengalir gitu saja.

Jika Anda harus memilih antara menulis puisi atau desain, manakah yang akan dipilih?
Saya seringkali ditanyakan hal seperti ini tetapi menurut saya mungkin lebih tepat jika pertanyaannya adalah apakah perlu fokus pada satu hal atau fokus pada apa yang kita lakukan? Jika kita dibebaskan untuk fokus kepada yang dilakukan, kita mampu melakukan lebih dari satu hal, dan yang paling penting adalah melakukan sesuatu dengan integritas.

Apa latar belakang dan penyebab Anda menulis puisi “Perempuan yang Dihapus Namanya”?

Saya berusaha untuk ekplorasi di bagian tema, karena tema itu penting. Waktu itu, tema yang hampir belum banyak dibahas adalah tentang kitab suci. Mayoritas orang Indonesia menganggap kitab suci adalah sesuatu yang sakral, tetapi menurut saya kitab suci itu merupakan salah satu karya sastra yang luar biasa. Saya menggali tentang perempuan-perempuan di buku alkitab perjanjian lama karena peran perempuan tidak terlalu di-expose, tetapi ketika saya membaca kisah-kisahnya, perempuan di dalam cerita tersebut memegang peran penting dalam kontribusi sejarah bangsa Yahudi. 

Sebagai salah satu seniman dan wanita ternama di Indonesia, adakah pesan yang ingin disampaikan kepada para perempuan di Indonesia
Sebenarnya jika diperhadapkan dengan pertanyaan ini saya tidak ingin menjawabnya karena setiap wanita memiliki kondisi dan support system yang berbeda. Saya terbilang merupakan seseorang yang sangat beruntung karena mempunyai kondisi serta support system yang luar biasa: Orang tua,keluarga, dan lingkungan. Kondisi – kondisi tersebut mendukung saya untuk melakukan hal apapun.  Terus terang saya tidak berani menyampaikan pesan apa-apa karena akan meninggalkan kesan yang sok tahu.

Setiap perempuan punya tantangan dan masalahnya. Tetapi saya yakin setiap perempuan itu dilahirkan dengan sebuah keahlian dan kekuatan.
- Avianti Armand

Jika ada pesan, pesan saya ditujukan bukan kepada perempuan, melainkan kepada orang-orang di sekitar perempuan, masyarakat yang masih patrilinieal saya harap bisa memandang perempuan sebagai individu yang kuat dan partner yang setara.