Pengalaman Mengunjungi Pameran Museum MACAN: Dunia Dalam Berita

Di saat mayoritas penduduk urban di Jakarta menikmati festival musik di Minggu yang bersamaan, saya memutuskan untuk menghadiri pameran yang diselenggarakan di museum MACAN bertemakan Dunia Dalam Berita yang diselenggarakan pada tanggal 1 Mei sampai dengan 21 Juli 2019. Terus terang, saya memang lebih menyukai dan menikmati nuansa kesunyian dalam menjalani kehidupan. Beruntungnya, Museum MACAN menawarkan hal-hal tersebut.

I GAK Muniarsih. Untitled (Foto: Dok. Nathanael Ricardo Diaz)

Pertama kali memasuki museum MACAN, saya dapat merasakan ketenangan dan keunikan dalam setiap karya seni yang dipaparkan di dinding museum tersebut. Satu hal yang tidak saya sangka, udara di museum ini membuat saya kedinginan. Sedikit pengingat bagi Anda yang mungkin berkunjung sendirian, jangan lupa untuk membawa jaket. You know what I mean!

Krisna Murti. Makanan Tidak Mengenal Ras (Foto: Dok. Museum MACAN)

Tidak hanya melihat, saya juga mengikuti salah satu diskusi berjudul Tidak dalam Berita: Membuka Tabir Tabu dan Sensor dalam Seni Kontemporer. Pembicaranya tidak lain adalah para senior yang sudah terjun dalam dunia seni kontemporer begitu lama yaitu Asmudjo J Irianto, Laksmi Pamuntjak dan Hestu Nugroho. Dalam diskusi tersebut, para pembicara dan peserta menukar pikiran tentang menanggapi sensor dalam dunia seni, di mana itu menjadi suatu kontroversi tersendiri. Ya, menjadi kontroversi karena seni sesungguhnya merupakan kebebasan untuk berekspresi, sedangkan peraturan sensor justru menyebrangi esensi tersebut.

S. Teddy D. Tak Kutuk Dadi Watu (Foto: Dok. Nathanael Ricardo Diaz)

Saya juga tidak lupa untuk mengunjungi instalasi pameran yang tidak akan ditampilkan secara permanen dengan tema Dunia Dalam Berita. Di mana pameran tersebut merupakan sejarah dan karya seni dalam alur waktu cerita di saat reformasi 1998. Walaupun selera seni saya tidak begitu bagus, saya terkagum akan setiap karya yang dipamerkan. Di saat mungkin banyak pengunjung ingin memamerkan diri mereka bersama instalasi karya seni yang memukau, saya memilih untuk melihat karya-karya tersebut secara menyeluruh dan mendokumentasikannya.

Meela Jaarsma. Zipper Zone (Foto: Dok. Nathanael Ricardo Diaz)

Saya melihat seni sebagai medium untuk berkomunikasi, namun dengan cara yang unik. Kira-kira itu makna yang dapat saya ambil dari kunjungan saya kemarin. Tentu saja, saya akan mengunjungi museum ini lagi di waktu yang akan datang. Bagaimana dengan Anda?