Menghadiri berbagai galeri atau museum seni, saya cukup dibuatnya tertegun. Tidak, bukan karena keindahan dari setiap karya yang memang terpampang nyata, namun lebih kepada perilaku setiap individu yang hadir. Ya, beberapa memang sungguh menghargai karya seni tersebut. Tapi, tak jarang yang hanya menggunakan hasil karya sebagai latar belakang befoto untuk eksistensi diri di media sosial. Instagrammable, katanya.
Berangkat dari pemikiran ini, Reza Zefanya Mulia pun menghasilkan karya yang sederhana dan menohok secara bersamaan. Menaruh fokus khusus terhadap apresiasi seni di Tanah Air, Reza menampilkan karya yang dilengkapi dengan cermin. Melalui karya ini, ia bercerita bagaimana mirisnya ketika seseorang menghadiri galeri seni hanya untuk menjadikan sebuah karya sebagai latar berfoto. Ya, demikian juga yang saya rasakan ketika menemui segerombolan remaja yang tertawa cekikikan sembari mengambil foto satu sama lain di sebuah museum seni.
Karya dari Reza terpajang bersamaan dengan dua seniman muda lain, yaitu Naufal Abshar dan Haris Hazka di Hotel Monopoli, Kemang. Naufal Abshar turut dikenal dengan karyanya yang menjadi cover album Mantra-Mantra milik musisi Kunto Aji. Karya ini menggambarkan tentang sosok manusia yang cenderung overthinker atau terlalu banyak berpikir, terlihat dari berbagai tulisan yang tertulis di bagian otak. Bagi saya pribadi, karya dari sosok Naufal terasa begitu jujur dan berhubungan dengan kehidupan setiap individu. Seperti juga salah satu karya yang diberi tajuk Tough Life. Ya, hidup itu berat dengan segala beban yang perlu ditanggung. Namun, ketika kita sanggup mengangkatnya, maka semua akan menjadi ringan. Butuh usaha, memang.
Selain itu, Anda juga dapat menyaksikan karya dari Haris Hazka yang bermain dengan warna dan bentuk. Karyanya tersebut banyak terpengaruh dari bidang arsitektur yang ditekuninya semasa studi. Namun, siapa yang dapat menebak bahwa pada akhirnya Haris memilih untuk berkarya melalui industri seni rupa seperti ini. Toh, apa yang telah ia pelajari justru memberikan warna dan karakteristik tersendiri pada setiap hasil karyanya.
Pameran yang hanya berlangsung hingga tanggal 6 April 2019 ini tidak hanya akan memanjakan mata Anda, namun juga membuka hati dan pikiran mengenai masalah kehidupan. Dan, tentunya, dengan cara yang artistik.