Label lokal PURANA berkolaborasi kembali dengan seniman digital Agan Harahap. Kolaborasi keduanya ini menyoroti komunitas "mardijker," yaitu kelompok masyarakat yang secara etnis dibentuk oelh keturunan budak yang telah dimerdekakan dan keturunan perkawinan campuran dengan orang Eropa.
Serial foto fiktif "Mardijker Photo Studio" (MPS) yang pertama kali diluncurkan tahun 2015, bagi Agan akan tetap relevan sampai kapanpun selama kita masih disibukan dengan persoalan identitas berupa pertanyaan seperti 'apa agamamu' atau kami aslinya orang mana.'
Kolaborasi pertama PURANA X Agan harahap memiliki ciri khas potret tempo doeloe, orang-orang Eropa mengenakan baju adat Indonesia dan orang-orang Indonesia mengenakan pakaian gaya Eropa. Agan bercerita dan coba mengkritisi identitas bangsa Indonesia.
"Apa itu pribumi, apa itu pendatang, dan pentingnya proses akulturasi yang membentuk kita sebagai satu kesatuan sampai hari ini," tutur Agan.
Sekarang ini, banyak media yang bisa digunakan untuk menyuarakan aspirasi dan berkeritik. Tidak lagi harus turun ke jalan untuk berdemo, para seniman menuangkannya dalam bentuk karya bahkan berkolaborasi dengan yang satu pemikiran atau visi misi.
Seperti halnya Nona Respati, direktur kreatif PURANA yang menjadikan kolaborasi ini sebagai kesempatan emas unutk mendukung tumbuh dan berkembangnya nasionalisme Indonesia.
PURANA X Agan Harahap Vol. 2 banyak memakai kembali formula dari koleksi kolaborasi
sebelumnya, yaitu esensi busana casual, ready-to-wear sehari-hari yang nyaman dipakai seperti t-shirt uniseks, shirt dress, kimono, kemeja uniseks, dan outerwear. Foto-foto Agan dicetak sebagai patchwork dan ditempelkan pada baju.
“Bahan yang dipakai untuk koleksi ini pun sangat nyaman dikenakan, karena dipilih yang terbuat dari serat alami untuk katun, denim, linen, dan jersey kaus dari katun,” kata Nonita.
Gimana tertartik dengan koleksi kolaborasi ini?