Menginjak tahun keduanya, Murai Art Project yang sejak awal memenuhi permintaan karya seni kolaboratif, eksperimental dan interdisiplin, kali ini menggagas pameran dan proyek kesenian bersama TEKA Parquet Indonesia. Bertajuk “ Continuum” pameran berlangsung pada 24 Oktober - 1 November 2023 di Showroom Teka, Alam Sutera.
“Seperti ciri khas Murai Art Project itu sendiri, kami selalu memberikan atau menampilkan suatu kolaborasi antara ilmu seni dengan ilmu disiplin lainnya dan kali ini kami berkolaborasi dengan TEKA Parquet Indonesia, seniman dan juga arsitek,” ungkap Founder and Director Murai Art Project, Ari Sanjaya.
PT. Tanjung Kreasi Parquet Industry adalah produsen lantai kayu yang sudah berdiri sejak 1994 di Indonesia dan dikenal dengan merek TEKA.
Kolaborasi interdisiplin ini menghasilkan lukisan, patung, hingga instalasi yang mengacu pada gagasan berkelanjutan. Bersama sembilan seniman dan satu arsitek; TuTu’s, Jemana Murti, Joko Avianto, Maharani Mancanagara, Yori Antas, Jessica Soekidi, Wildan Indra Sugara, Agnes Hansella, dan Wayan Karja, dan Nurrachmat Widyasena, Murai menantang untuk mengolah limbah untuk dijadikan karya artistik. Empat diantaranya disupport TEKA untuk menggunakan limbahnya, ada Jemana Murti, Joko Avianto, Maharani Mancanegara, dan TuTu’s.
Selain karya dari sepuluh peserta, TEKA juga menampilkan produk terbarunya, yakni Vorkraft. Salah satu produk TEKA yang eksklusif. Terbuat dari kayu gelondongan besar dan sulit ditemukan.
“Para seniman tersebut mebgolah material produk waste, sisa pabrik, bahan veneer atau bagian-bagian parquet-nya, yang dirangkai dan diintegrasikan ke dalam karya seni rupa. Karya seni yang merespon dari material TEKA ini juga dapat diapresiasi dan dikoleksi oleh para pecinta seni rupa. Kami melihatnya karya-karya ini dapat menjadi prototype untuk karya-karya yang menggunakan bahan-bahan sejenis,” jelas Yudi Wanandi, CO-Founder and Director Murai Art Projects.
Kalo Anda penasaran bagaimana hasil karya dari limbah, Anda bisa langsung datang ke Showroom TEKA.