Bagaimana Kebudayaan Indonesia Seharusnya Ditempatkan

Keragaman budaya Indonesia ada bukan semata-mata untuk disimpan. Namun, untuk dipamerkan jauh dari sekadar terpampang di balik kaca museum. Beruntung masih ada segelintir jiwa yang menyadari hal ini. Menggandeng Dewan Kerajinan Nasional (Dekranasda) Kutai Barat, Lia Candrasari pun memamerkan penemuannya di wilayah Kalimantan Timur ini. Tidak tanggung-tanggung, pecinta seni ini memboyong semua yang ia temukan dalam serangkaian acara yang bertajuk The Beauty of West Kutai.

Melalui acara yang berlangsung pada tanggal 3 Oktober 2018 lalu, para tamu undangan diizinkan untuk menyaksikan rangkuman dari kehidupan masyarakat Kutai Barat. Plataran Ramayana, Hotel Indonesia Kempinski, didaulat menjadi tempat terselenggaranya acara bersejarah ini. Ragam acara yang dirangkai berupa pagelaran busana dengan menggunakan Tenun Doyo dan Sulam Tumpar karya desainer Billy Tjong, pemutaran fashion film arahan Reza Bustami, peluncuran buku bertajuk "Tenun Doyo & Sulam Tumpar, Seni Wastra Kutai Barat" karya Syahmedi Dean, dan tak ketinggalan pameran foto karya Honda Tranggono.

Acara tersebut berlangsung hanya dalam hitungan jam. Namun, saya pribadi berharap, semoga saja acara ini memiliki efek domino yang memicu munculnya acara serupa. Seperti yang saya katakan di awal, keragaman budaya Indonesia ada bukan untuk disimpan rapat-rapat, melainkan untuk dipamerkan bahkan hingga ke mata dunia. Ya, semoga saja.