Apa Bedanya Mudik Keluar Kota dan Mudik Keluar Negeri?

Haute Culture

Jakarta mulai lengang, hari yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Bagi penduduk Jakarta yang tidak memiliki agenda mudik, saat Jakarta menjadi lengang adalah kesempatan emas yang paling ditunggu. Sementara bagi sebagian penduduk lainnya meninggalkan kota Jakarta adalah suatu kepuasan tersendiri. Selain dapat bertukar suasana dari perkotaan menjadi pedesaan, dan juga berkumpul bersama keluarga tercinta.

 

Disisi lain, ketika sebagian penduduk Jakarta meninggalkan ibukota dan mudik ke kota lain di Indonesia, saya justru meninggalkan kota Jakarta untuk menyicipi hari besar di negara orang. Dan untuk destinasi ini saya memilih Malaysia.

 

Mengunjungi kota Kuala Lumpur memang bukan pertama kali bagi saya. Namun mengunjunginya saat hari raya tentu menjadi sesuatu pengalaman yang berbeda.

 

Bagi salah satu negara Islam dunia ini, menyambut hari raya Lebaran tentu akan terasa sangat istimewa. Lantas apa bedanya hari raya di Indonesia dan di Malaysia? Rutinitas yang dilakukan mungkin kurang lebih hampir sama, persiapan yang dilakukan para penduduknya pun kurang lebih serupa, antara lain; membuat kue-kue kering, mendandani rumah,dsb.

 

Namun yang menjadi keunikkan adalah kebiasaan yang mereka lakukan diberbagai tempat, seperti pasar ramadan yang hampir tersebar di berbagai area kota. Barang dagangan yang ditawarkan pun beraneka ragam, mulai dari berbagai hidangan tajil, hingga makanan bercita rasa middle east untuk berbuka puasa.

 

Photo: Khairi Harry - Pexels.com

 

Disisi lain tak sedikit pula yang menawarkan kebutuhan hari raya, seperti pakaian tradisional baju kurung atau baju melayu. Vibe penyambutan hari raya di negeri ini dapat dikatakan lebih semarak berkat setiap penjuru dari kota Kuala Lumpur melakukan aktivasi secara bersamaan di berbagai tempat, sehingga bagi pelancong seperti saya, energi kota tersebut tampak dalam satu selera yang sama. Bahwa sebuah hari raya memang sudah sepatutnya dilakukan seragam, tanpa ada batasan kelas ekonomi dan strata masyarakat. 

 

Dari sinilah terlihat bahwa kebersamaan penduduknya lebih terasa begitu erat. Karena hari kemenangan memang patut dirayakan secara bersama-sama, tanpa ada perbedaan.

 

Foto: Necip Duman

 

Photo opening by Umar Mukhtar