Tidak merayakan natal, bukan berarti tidak menikmati. Sebagai bangsa Indonesia yang telah ditanamkan untuk toleransi beragama sejak duduk di bangku sekolah. Tentu pemahaman tersebut semakin berkembang dengan baik hingga saat ini. Salah satu contoh ketika melihat akhir tahun ini, saya turut Bahagia dan menikmati festive seasons yang disemarakkan di setiap negara.
Diawali dari cuaca yang sejuk, pendar natal seri di sepanjang jalan, hingga alunan musik riang yang disiarkan di berbagai tempat. Tentu sebagai orang yang sangat mengutamakan audio visual, pengalaman tersebut adalah momentum yang paling ditunggu-tunggu. Berbagai ornamen natal pun dirancang dan didekorasi sedemikian rupa, sehingga menjadikan momentum liburan disetiap tempat kian terasa memesona.
Beruntungnya ketika sebelum pandemi dulu, saya cukup sering mendapatkan momentum natal di benua lain, seperti benua Amerika dan benua Eropa. Dan entah mengapa memang saat-saat tersebutlah negara-negara di benua tersebut tampak indah dan semarak. Seolah setiap tempat yang dikunjungi memiliki tema tersendiri dalam merayakan hari raya tersebut. Ornamen dan dekorasi natal yang disuguhkan pun dapat dikatakan saling berlomba-lomba antara satu tempat dengan tempat lainnya.
Padahal dapat dikatakan pada kesempatan inilah semua harga pesawat, akomodasi dan makanan menjadi berlipat harganya. Artinya bukan suatu trip yang murah bila berplesir dalam momentum ini. Tetapi entah mengapa momentum inilah justru yang memberikan kenangan liburan yang mendalam.
Disatu sisi kepuasan batin dapat terpenuhi, sementara disisi lain saku pun terkuras dengan dahsyat. Namun apa boleh dikata, mungkin ini alasan kenapa dalam satu tahun kita harus bekerja dengan sangat giat. Agar di akhir tahun kita dapat menikmati liburan dengan sangat nikmatnya. Happy holidays everyone!