Wawancara Dul Part. 1: Ahmad Dhani, Maia Estianty, Al, dan El di Mata Dul

Tak peduli bagaimana dunia memandang Anda, pada hakikatnya hanya Anda yang mengetahui persis segala kebenarannya. Mungkin itu prinsip yang juga dipegang teguh oleh Abdul Qodir Jaelani, si bungsu dari pasangan musisi besar Tanah Air, Ahmad Dhani dan Maia Estianty. Besar dengan beragam macam popularitas yang mau tak mau diembannya, wajar jika publik memiliki beragam persepsi yang berbeda mengenai kehidupan Dul -begitu ia kerap disapa. Baik pandangan itu positif ataupun negatif, remaja ini telah menjadi sosok yang terasa begitu dekat dengan masyarakat Indonesia.

Sebagai seorang anak, Dul tentu mengetahui persis bagaimana sebenarnya sosok ayah dan bundanya. Jika pepatah mengatakan bahwa buah jatuh tidak jauh dari pohonnya, apakah demikian yang terjadi pada pria kelahiran 2000 ini? Jika pepatah lain juga mengatakan bahwa darah lebih kental daripada air, apakah demikian yang dirasakan oleh Dul?

Abdul Qodil Jaelani in Ted Baker (Foto: Dok. CLARA / Fotografer: Randy Affandi)

Hai, Dul. Apa kabar? Apa kesibukan Anda belakangan ini?
Kesibukan saya saat ini sedang membuat lagu sebanyak-banyaknya. Dari 10 lagu, siapa tahu ada satu yang enak untuk dijadikan project lebih lanjut.

 

Wah, sangat positif ya, satu dari 10 lagu sudah bersyukur. Apakah ada rencana untuk kembali bermusik dengan kakak-kakak atau ingin berkarier solo saja?
Kalau untuk sekarang agak sedikit mustahil [bermusik bersama -red], ya. Karena Al sudah sibuk dengan dunianya, di film dan DJ. El sedang sibuk belajar dan saya pun sekarang sedang asyik dengan musik saya sendiri. Kalau sekarang istilahnya Al El Dul sedang tidak bisa makan bareng di satu meja makan yang sama, jadi sedang sibuk dengan dunianya masing-masing. Namun, sempat ada omongan, ketika nanti sudah dewasa semua, rasanya seru kalau reunian. Saya pribadi sebenarnya sangat family man. Kalau lagi manggung di luar kota, yang dikangenin itu keluarga, kangen Al dan El juga. Pernah waktu itu tur selama 10 hari, di hari ke-3 sudah nangis ingin pulang. Al dan El bukan hanya kakak, namun juga teman yang asyik banget. 

 

Secara karakter musik, bagaimana Anda menggambarkan kesukaan kalian bertiga?
Lebih ke alternatif, ya. Jadi, musik kan ada mainstream pop dan alternatif pop. Kalau Al, mungkin lebih ke mainstream pop, kalau saya lebih ke musik yang alternatif, seperti misalnya John Lennon.

Abdul Qodil Jaelani in Givenchy and Massimo Dutti (Foto: Dok. CLARA / Fotografer: Randy Affandi)

Bagaimana rasanya memiliki keluarga pemusik, memiliki ayah seorang Ahmad Dhani dan ibu seorang Maia Estianty. Apakah menjadi beban tersendiri?
Bukan beban sebenarnya, namun lebih ke tantangan. Selalu di benak saya, apakah ini sudah selevel dengan Dewa dan Ratu? Karena memang bukan rahasia kalau mimpi saya di industri musik adalah lebih besar dari Ratu dan Dewa19. Namun, itu jadi tantangan tersendiri, ketika membuat lagu, Insyaallah bisa selevel. Ayah memiliki album pertama di sekitar umur 19 atau 20 tahun, jadi itu menjadi tantangan bagi saya. Salah satu alasan mengapa saya memutuskan untuk tidak kuliah dulu, karena saya ingin release album sebelum umur 20 tahun. 

 

Secara personal, keluarga Dul juga merupakan keluarga yang begitu disoroti oleh publik. Bagaimana perasaan Dul?
Kalau komentar netizen, saya tidak begitu menanggapi karena itu bukan fakta yang terjadi. Kalau disoroti, sebenarnya agak mengganggu. Sejujurnya, saya menganggap diri saya sebagai seorang seniman. Saya suka membuat puisi juga. Kadang suka sebal jika disebut selebriti dan saya pun kurang suka dengan gaya hidup selebriti pada umumnya. Lebih berharap disebut sebagai seniman, namun om saya pernah berkata, “Ya, kalau musisi dan musisi punya anak disebutnya selebriti, Dul. Jadi, disyukuri saja daripada dipikirin terus. Alhamdulilah, saya lahir di keluarga ini. Kalau dilihat dari sisi positifnya, saya merasa beruntung terlahir dari orang tua yang sudah punya nama besar.

 

Apakah ada nilai yang ditanam oleh orang tua sejak kecil?
Kalau dari ayah, hidup itu yang penting bisa menikmati, apapun posisinya. Kamu mau jadi apapun, mau jadi misalkan maaf, supir, atau nanti tidak sukses jadi musisi, jadi mahasiswa biasa, ya harus dinikmati. Hidup yang penting dinikmati. Kalau dari bunda, mau jadi apapun itu harus serius, jangan main-main. Jadi, awalnya juga disuruh bunda kuliah tapi saya kekeuh tidak mau kuliah, ingin punya album sebelum umur 20, ingin ngalahin ayah. Alhamdulilah, bunda ngerti. Kata bunda, ya sudah yang penting serius. Bunda juga bilang, hidup ini akhirnya yang ngurusin bukan ayah, bukan bunda, tapi kamu sendiri. Jadi, sekarang saya sedang serius di industri musik, belajar skema bisnisnya dan lain-lain. Dari ayah, ada juga, jangan terlalu banyak berharap. Jangan punya harapan, cukup berusaha maksimal karena orang yang tidak punya harapan, ia tidak akan kecewa. Jadi, kalau ditanya harapannya sebagai musisi itu apa? Lebih menjawab ke berusaha saja semaksimal mungkin untuk meraih mimpi.

Abdul Qodil Jaelani in Givenchy and Massimo Dutti (Foto: Dok. CLARA / Fotografer: Randy Affandi)

Bagaimana seorang Ahmad Dhani dan Maia Estianty di mata Dul?
Ayah adalah seorang pahlawan di mata saya. Dia yang mengajarkan saya musik. Dia juga yang mengajarkan tentang nilai-nilai kehidupan. Ayah kan punya banyak pengalaman hidup, jadi saya juga sering sharing sama ayah. Sedangkan, bunda adalah malaikat. Bunda sangat sabar menghadapi anak-anaknya. Tidak bisa dipungkiri, saya kan masih ABG labil yang lumayan bandel juga. Bunda juga sering marahin, misalkan saat tidak Jumat-an. Namun, setelah dimarahi, saya tetap dimasakin oleh bunda. Pernah suatu hari, entah mengapa lagi bad mood, bawaannya resah, tiba-tiba bunda datang, hanya bilang, “Halo, sayang!” dan nyium, lalu semuanya menjadi tenang. Jadi, ayah adalah pahlawan dan bunda adalah malaikat.

Abdul Qodil Jaelani in Ted Baker (Foto: Dok. CLARA / Fotografer: Randy Affandi)

Kami juga berbincang mengenai karier Dul di industri musik. Akankah ia mengikuti jejak kedua orang tuanya? Sila klik di sini untuk membaca lebih lanjut.


Credits:
Fotografer: Randy Affandi (@randy.afandi) // Penata Gaya: Dinda Indiastari (@dindaindstr) // Penata Rias dan Rambut: Abiella Amanda (@abielamanda) // Ast. Penata Gaya: Ginza Setiawan (@ginza____) .