Batik: Dulu, Kini dan Seterusnya

Beastie Vanity

 

Layaknya sebuah warisan turun temurun yang harus terus dipertahankan, maka demikianlah dengan budaya mengenakan batik. 

 

Tanggal 2 Oktober 2023 yang lalu, seperti tahun-tahun sebelumnya negeri ini kembali memperingati hari batik nasional. Tua-muda, laki-perempuan dan semua orang di negeri ini yang mempunyai latar belakang profesi yang beragam, semua menggenakan batik.

 

Kekompakkan ini boleh diacungi jempol, dan cukup membanggakan. Bahwa secara nyata kesadaran untuk berbatik sudah semakin besar. Mereka yang hilir mudik menggenakan batik pun tampak begitu menikmatinya, dengan cara pakai (style) yang berbeda-beda.

Rama Dauhan - KAART JAGAD | Foto: Bimasenna

 

Walaupun mungkin sebagian dari mereka tidak begitu paham apa dan bagaimana arti batik yang sesungguhnya. Batik yang seringkali kita lihat bercorak penuh dan klasik, seringkali dianggap sebagai batik ‘orang tua’, dan seiring perubahan jaman desain batik pun semakin modern, lebih simple dan minimalis.

 

Dan inilah terkadang yang sering menjadi perdebatan antara orang tua dan anak. Pilihan batik kekinian yang dipilih oleh sang anak yang lahir dari generasi Z, kerap tak dapat diterima oleh para orang tua. Seringkali dianggap bukan batik. Padahal sesungguhnya kenapa disebut batik adalah proses pembuatannnya, yang mana menggunakan malam (lilin) dan canting. Dan tak selalu motifnya harus klasik.

Era Soekamto - KAART JAGAD | Foto: Bimasenna

Sama halnya ketika batik digubah menjadi sebuah busana, artinya batik tak selalu harus berwujud kemeja untuk ke resepsi pernikahan. Namun batik layak untuk dikenakan dalam keseharian. Berjalan-jalan ke Mall, travelling, dan aktivitas lainnya.

 

Pada tanggal 26 September 2023 yang lalu Ikatan Perancang Mode Indonesia (IPMI) melakukan presentasi bertema KAART JAGAD yang menampilkan 14 desainer, antara lain Carmanita, Chossy Latu, Danny Satriadi, Denny Wirawan, Didi Budiardjo, Era Soekamto, Eridani, Ghea Panggabean, Ivan Gunawan, Liliana Lim, Mel Ahyar, Sebastian Gunawan, Rama Dauhan dan Wilsen Willim.

Karya 14 desainer IPMI | Foto: Bimasenna

Peresentasi yang terangkum dalam rangkaian acara dari ulang tahun Senayan City yang ke-17, Fashion Nation. Seolah memaparkan bahwa batik dapat digunakan untuk beragam acara dan kegiatan. Hal ini terbukti dari keberhasilan 14 desainer IPMI ini dalam mengaplikasikan wastra menjadi rupa yang tak hanya indah dipandang mata namun juga wearable.