Saya masih ingat saat kali pertama makan malam di Toscana. Anak sulung saya belum genap satu tahun dan kesempatan bisa makan malam hanya berdua dengan suami adalah hal yang cukup istimewa. Toscana menjadi pilihan karena info yang saya dapatkan dari majalah, resto ini menyediakan makanan Italia autentik dan ambience yang sederhana, namun berkelas, sekaligus homey. Sangat sesuai dengan kebutuhan kami berdua. Dan harus diakui makan malam hari itu sukses, sesuai harapan.
Adalah kecintaan Ellyta Soetantyo akan budaya dan kuliner Italia yang menghadirkan Toscana untuk pertama kalinya 27 tahun yang lalu, tepatnya 27 Juli 1996. Di tahun 2023 ini, setelah enam bulan proses peremajaan, termasuk perubahan logo, akhirnya Toscana kembali membuka pintu bagi para pelanggan dengan suasana dan menu baru yang diharapkan bisa memberikan pengalaman baru yang lebih berkesan.
Beberapa waktu lalu, saya sempat hadir di Toscana menikmati enam course menu makan siang (plus ekstra pizza)yang disiapkan oleh Chef Akmal. Meski muda dalam segi usia, namun bakat dan pengalamannya tidak perlu diragukan. Pengalaman lebih dari 10 tahun di dunia fine dining Asia Tenggara. Ini terbukti saat saya mencicipi hidangan hari itu.
Ada Tonno Bellavista, perut ikan Tuna sebagai hidangan pertama. Dilanjutkan dengan Cesare, salad dengan homemade dressing, dan wood-fired Margherita pizza (sebagai ekstra). Setelahnya Livornese, linguini dengan Tuna Loin Confit, Hokkaido Scallop, dan Baby Squid. Main course hari itu adalah Dry Aged Striploin, daging sapi Black Angus dari Australia yang hanya diberi makan biji-bijian, disajikan dengan Fritte Al Tartufo, kentang goreng dengan taburan garam Himalaya. Dan akhirnya, Crèma Catalana, biasa dikenal juga sebagai puding Karamel disajikan sebagai hidangan penutup.
Meski pizza dan linguini adalah favorit saya dari menu baru yang disajikan, namun dapat dipastikan bahwa semua bahan yang digunakan adalah bahan berkualitas tinggi. Untuk penyusunan menunya sendiri masih berada dibawah pengawasan Chef Mario de Carlini sebagai konsultan. Bukan hanya karena pengalamannya, namun juga karena hubungannya yang erat dengan Toscana sudah dimulai saat menjadi sosok di balik tim kuliner saat mereka pertama kali buka untuk umum 27 tahun yang lalu.
Suasana baru juga tercipta dengan perubahan interiornya. Terbagi atas bagian teras ber AC yang cocok untuk bersantap ala semi alfresco. Ada ruang makan utama, dimana terdapat lampu sebagai sebagai centre piece yang menaungi bartender meracik minuman bagi para tamu. Ada enam kursi bar di hadapannya dan empat buah kursi di Pizza Bar, selain meja yang dapat menampung sampai 60 tamu. Dan ada juga sebuah private room dengan kapasitas 10 orang. Kesan modern dan elegan sangat terasa. Bagi saya, Toscana sangat pantas untuk untuk dikunjungi baik untuk mereka yang sudah lama mengenalnya, maupun untuk mereka yang baru kenal demi sebuah pengalaman menikmati makanan Italia yang otentik.