Thailand Dalam Pesona Yang Berbeda

Haute Culture

Mungkin jika kita tinggal di Eropa akan lebih terbiasa melancong antar negara melalui darat. Namun bagi masyarakat yang berdomisili di Jakarta seperti saya, akan menjadi suatu perjalanan yang fantastis apabila dapat melancong antar negara melalui darat.

 

Selama ini pengalaman saya dalam traveling internasional melalui darat adalah sebatas berkereta di Eropa dan berkendara dari Johor Bahru – Singapura. Tetapi pada akhir April yang lalu, saya melakukan sesuatu yang berbeda dari pengalaman sebelumnya. Ya, untuk destinasi kali ini saya memilih Hat Yai, sebuah kota di Thailand yang berbatasan langsung dengan Malaysia.

 

Kota yang memiliki jumlah penduduk sebanyak 156.802 jiwa di daerah kota dan di daerah metropolitan berjumlah ±800.000 jiwa. Kota ini merupakan kota terbesar di Provinsi Songkhla, di selatan Thailand. Selain itu kota ini merupakan kota terbesar ketiga di negeri Gajah Putih ini setelah Bangkok dan Chiang Mai.

 

Untuk menempuh kota ini pun tidak sulit, karena tersedia dua armada darat yang tersedia di Kuala Lumpur, yakni kereta api dan bus. Dan untuk perjalanan ini saya mencoba keduanya. Perjalanan pergi menuju Hat Yai dari Kuala Lumpur saya memilih kereta api selama 5 jam perjalanan, dan setibanya di perbatasan Padang Besar, barulah prosesi pengecekan paspor masuk Thailand. Nah, seketika menjejaki imigrasi lah petualangan baru dimulai.

 

Semua papan informasi berubah dari yang sebelumnya tertulis dengan huruf latin menjadi aksara Khmer Kuno. Penggunaan bahasa pun mendadak berubah, yang sebelumnya masih terdengar sayup-sayup berbahasa Melayu seketika menjadi bahasa Thailand.

 

Suatu kuasa Tuhan yang sangat nyata, hanya menjejaki suatu border, sontak semua berubah total. Perjalanan saya pun diawali dengan sarapan dimsum di sebuah restoran yang amat terkenal di kota itu, yakni Dimsum Chabura. Bagi para pelancong yang berasal dari Malaysia pasti menyampiri restoran ini. Hal ini dikarenakan restoran ini menyajikan Dim Sum yang halal. Dan uniknya lagi para pekerja di restoran ini menguasai dua bahasa, yakni bahasa Malaysia dan Thailand.

Dim Sum Chabura, setiap pengunjung kota pasti tak akan melewati restoran ini. 

 

Usai bersarapan sambil menunggu waktu check-in hotel saya dan keluarga pun mengunjungi mal terbesar di kota tersebut, yakni Central Hat Yai. Tentu mengunjungi tempat ini bukanlah suatu yang spesial, karena berbelanja di night market akan lebih menarik. Namun pilihan makanan yang berada di food courttersebut sangat beraneka ragam. Dan bagi Anda beragama Muslim, tak perlu khawatir karena makanan yang ditawarkan hampir semua berlabel halal. Uniknya kali ini saya terkecoh dengan para penjual makanan yang mayoritas berhijab, karena mereka ternyata menggunakan bahasa Thailand.

 

Setibanya di hotel, bagi saya yang baru saja menempuh perjalanan darat lebih memilih beristirahat sejenak hingga matahari turun, karena suhu di kota ini sangat menyengat. Dan matahari terik cukup membuat kulit saya terlihat gelap selama beberapa hari disana.

 

Ketika malam tiba tentu menikmati night market adalah menjadi prioritas utama di negeri Gajah Putih tersebut, dan untuk malam pertama saya memilih Asean Night Bazaar. Seperti umumnya night market yang berada di Bangkok, maka pasar malam pun menawarkan hal yang serupa, mulai dari pakaian, aksesoris, souvenir hingga makanan dijajakan dalam harga yang murah apabila dikonversi dengan mata uang rupiah. Tetatpi jangan cepat puas dahulu, karena Anda bisa dapat harga lebih istimewa lagi jika Anda cukup gigih dalam menawar. Dan salah satu tips dari saya, ada baiknya menahan nafsu berbelanja apabila mengunjungi night market, karena ada beberapa night market yang wajib Anda kunjungi di malam-malam berikutnya. Salah satunya Greenway Night Market yang tak kalah menariknya.

Menelusuri Night Market di sepanjang malam adalah aktivitas wajib ketika mengunjungi kota ini.

Mengunjungi kota tersebut rasanya cukup hanya dengan satu kali weekend, pasalnya untuk melihat berbagai tourist attraction dapat dilakukan hanya dengan dua hari. Adapun tempat-tempat yang dapat disambangi antara lain Hat Yai City Municipal Park, Songkhla Central Mosque, Khlong Hae Floating Market, dan Samila Beach. 

Hat Yai City Municipal Park yang terletak diatas bukit ini menawarkan panoramic memukau, dari lokasi ini pengunjung dapat melihat kota Hat Yai dari atas kota 
Khlong Hae Floating Market merupakan salah satu pasar terapung yang ikonik di Hat Yai

Selain tempat-tempat wisata yang cocok untuk dikunjungi bersama keluarga. Kota ini juga dapat memuaskan khasanah Anda akan dunia kuliner. Karena beragam kuliner yang ditawarkan oleh tempat ini sangat beragam dan bersahabat dengan kocek. Namun jika Anda merindukan nightlife yang setara dengan Bangkok, kota ini bukan destinasi yang tepat. Namun sangat cukup untuk Anda yang merindukan suasana berbeda dari Thailand.