Kamu nanyea? Roaarr,…sudah beberapa minggu ini trending video tersebut pun mewarnai social media Tik-Tok. Entah apalagi jargon yang akan menjadi viral dalam sekejap. Kemunculan para content creatorini pun merambah televisi dan iklan untuk beberapa produk. Seperti para kreator konten lain yang sempat mencuat ke permukaan.
"In the future, everyone will be world-famous for 15 minutes." Mengutip sebuah quote dari Andy Warhol akan sebuah prediksinya, bahwa sebuah kepopuleran akan hadir hanya 15 menit untuk seseorang. Artinya akan begitu banyak nama baru, creator atau pun aktor/aktris yang hanya dengan sekejap meraih ketenaran di mata publik, dan kemudian hilang dalam sekejap.
Agaknya hal inilah yang telah terjadi. Banyak orang yang dengan dalam sekejap membuat sensasi dan dalam hitungan detik menjadi viral dan terkenal. Dahsyat bukan! Fenomena inilah yang dimanfaatkan oleh para pengguna media sosial untuk menjadi jembatan mengukir prestasi, peluang merubah nasib dan sebagai kelangsungan hidup.
Tingkat kreativitas pun harus ditingkatkan dalam setiap unggahan, tak hanya bersifat inspiratif, kekuatan bumbu jenaka pun wajib dikedepankan untuk membuat penonton dapat menghentikan jarinya untuk scrolling, dan memperhatikan dalam sekejap.
Saya sendiri pada awalnya bingung mencari konten mana yang menarik untuk saya simak, karena dari sekian banyak konten yang ditawarkan oleh para creator sangat variatif. Ada yang memberi reviewtempat/produk, ada yang memberi tips dan tutorial, memamerkan bentuk badan, hingga sekedar membuat banyolan untuk tertawa.
Layaknya fashion week di setiap musim yang menyuguhkan tren pakaian, maka sosial media ini pun menyuguhkan tren konten yang #fyp. Sampai akhirnya para penikmat pun konsisten untuk duduk tenang dan menunggu-nunggu unggahan sang Kreator. Sebut saja para fans bunda Corla yang anteng menonton siaran live-nya dari bangun pagi hingga mau tidur nanti.
Awalnya keberadaan media sosial seperti Instagram sempat menjadi toxic bagi para penggunanya. Satu dekade yang lalu seseorang agar dapat menjadi viral, adalah dengan memposting sesuatu yang berbau kekayaan, seperti tas Hermes, jam tangan Rolex atau rumah ala sultan. Dan jumlah likes yang membludak pun menjadi lebih penting ketimbang jumlah saldo dalam rekening.
Isu mental health pun dikedepankan, dengan maraknya posting yang mengandung kesenjangan sosial membuat kesehatan psikologi terganggu, hingga menjadikan seseorang mengakhiri hidupnya. Dan akhirnya sedikit demi sedikit tren konten tersebut pun bergeser. Banyak orang yang justru lebih menampilkan konten keseharian dan apa adanya. Dalam kata lain semakin membumi, semakin menarik. Sebut saja recehan.
Penikmat media sosial saat ini lebih memilih untuk tertawa ketimbang mencari konten yang bernuansa khayalan. Dunia tipu-tipu telah usai masanya. Kini semua pengguna media sosial lebih memilih menjadi anak kesayangan Bunda Corla, tiada hari tanpa Bunda. Kehadiran Wanita 50 tahun ini pun telah menyelamatkan banyak jiwa, dan menyempatkan diri untuk tertawa walau hanya beberapa menit. Nyatanya telah me-refreshkepelikkan beban hidup seseorang.
Tren konten sosial media tentu akan terus berubah, sama halnya dengan tren rambut cep-mek, tren pakaian atau tren bunda-bundaan lainnya. Rasanya jika quote Andy Warhol mengatakan 15 minutes of fame kini sudah tidak bisa diaplikasikan lagi, karena yang lebih cocok saat ini adalah 15 seconds of fame, benarkan anak-anak Bunda?!