Ada yang baru di Museum MACAN, yang menurut saya adalah museum terbaik di seluruh negeri saat ini. Sejak tanggal 28 Juni 2023 sampai dengan 8 Oktober 2023 yang akan datang, kita dapat menikmati karya Isabel dan Alfredo Aquilizan dengan tajuk ‘Somewhere, Elsewhere, Nowhere’. Pasangan suami istri seniman ini memamerkan hasil karya kolaborasi seni mereka selama 20 tahun yang terdiri dari instalasi berskala besar, ekspansif, dan interaktif yang menggelitik rasa ingin tahu pengunjung. Karya Isabel dan Alfredo Aquilizan menggunakan ragam material yang sederhana dan mudah ditemukan seperti kardus, sandal jepit, sikat gigi, dan selimut. Benda-benda yang sarat akan aktivitas masyarakat, juga yang kerap digunakan ketika bepergian, menjadi simbol dari pergerakan manusia sekaligus perpindahan. Bagi mereka, material-material ini merupakan medium sederhana yang dapat membangkitkan ide-ide mengenai identitas individu, sejarah, perjalanan, dan migrasi. Karya-karya tersebut adalah karya-karya yang pernah dipamerkan di pameran-pameran besar dan bienal di seluruh dunia. Ditambah sebuah karya baru yang dikomisikan oleh Museum MACAN.
Foto: Dok. CLARA
Kedua seniman kelahiran Filipina ini mulai berkolaborasi dalam seni sekitar tahun 1990-an dan 2000-an, saat dimana minat pada seni rupa dan praktik kontemporer di Asia Tenggara mulai berkembang. Tahun 2006, mereka memutuskan untuk pindah dan menetap di Austaralia hingga saat ini bersama kelima anak-anak mereka. Mereka dikenal lewat perspektif unik yang kerap kali berkisar pada lingkungan rumah dan keluarga, menggabungkan material-material yang mudah ditemukan sehari-hari ke dalam karya yang dibuat, dan menemukan cara di mana identitas dan sejarah terbentuk melalui perjalanan dan migrasi.
Banyak karya dalam pameran ‘Somewhere, Elsewhere, Nowhere’ yang dibuat dengan tangan, baik melalui proses lokakarya atau dikerjakan dengan bantuan tangan para artisan. Sebagai contoh, pisau pada karya Belok Kiri Jalan Terus (2017–2018) dibuat oleh pandai besi di Yogyakarta dan Filipina. Juga pada kain piña di karya See/Through (Series 1) (2019–2023). Kain piña adalah kain yang ditenun dari serat daun nanas. Nanas sendiri diperkenalkan oleh bangsa Spanyol selama masa pendudukannya di Filipina dan kemudian ditanam di seluruh penjuru Asia Tenggara dan Asia Pasifik. Piña juga secara langsung berkaitan dengan penjajahan, pendirian sistem tuan tanah dan buruh yang menciptakan perbudakan di antara isu-isu agraria lainnya. Karya ini mengilustrasikan komitmen mendalam sang perupa terhadap karya, sejarah, dan keilmuan yang dapat ditemukan di tangan para artisan, dan merefleksikan sejarah dari penaklukan, kolonisasi, kerja paksa, serta perbudakan manusia. Sedangkan sebuah karya baru yang dikomisikan oleh Museum MACAN adalah sebuah sayap pesawat berskala nyata yang terbuat dari 92 sangkar burung yang disusun seperti puzzle.
Foto: Dok. CLARA
Foto: Dok. Museum MACAN
Baik Isabel maupun Alfredo Aquilizan mengaku sangat senang dapat membagikan karya-karya dari 20 tahun praktik kolaboratif mereka di Museum MACAN, Jakarta. Karya-karya yang terinspirasi oleh pengalaman bekerja di berbagai tempat, dengan beragam latar belakang yang berbeda dari seluruh dunia, termasuk Indonesia. ‘Somewhere, Elsewhere, Nowhere’ adalah tentang keterlibatan, karenanya mereka sangat ingin melihat makna dari setiap karya berkembang dan bertambah melalui pengalaman pengunjung yang datang dan berinteraksi dengan karya yang dipamerkan
Sedangkan Aaron Seeto, Direktur Museum MACAN, menyatakan peran penting Indonesia secara khusus bagi Isabel dan Alfredo Aquilizan. Mereka telah membangun relasi yang kuat dengan beragam perupa dan skena artistik di Yogyakarta selama bertahun-tahun. Dan karenanya Museum MACAN merasa bangga dapat menyelenggarakan pameran besar dari karya-karya mereka dan membagikannya kepada publik di Indonesia, sekaligus dapat juga mengkomisikan karya baru dari seri Belok Kiri Jalan Terus, yaitu sebuah sayap pesawat berukuran asli, yang terdiri dari 92 sangkar.
Foto: Dok. Museum MACAN
Untuk saya, hadir menikmati karya-karya mereka adalah suatu kesempatan yang tidak boleh dilewatkan oleh siapapun. Karena seperti yang sudah saya nyatakan diatas, pameran ini bukan melulu mengenai seni, tapi juga tentang perjalanan kehidupan kita sebgai manusia dengan segala suka dukanya.