Padma Spa di Pulau Dewata Menjadi Obat Patah Hati

Might as well enjoy the good things, right?

Di tengah sesaknya sakit akibat putus cinta, Bali tampak menjadi sebuah pelarian sempurna yang saya yakini mampu menyembuhkan rasa. This is the time when I finally can love myself fully, pikir saya saat itu. Anehnya, Sabtu pagi di Ubud kali itu tak seterik biasanya, bisa jadi karena kalah panas dengan suasana hati. Saya tengah bersantai duduk di restoran Teras Ubud, yang terletak di Plataran Ubud, Bali. Mata saya mengikuti gerak para turis berlalu lalang. Lantunan lagu dari musisi kesukaan saya, Amy Winehouse, terdengar sayup, dengan lirik, "Is this a lasting treasure? Or just a moment's pleasure? Can I believe the magic of your sighs? Will you still love me tomorrow?".

Salah satu rencana yang akan saya lakukan di Pulau Dewata kali ini dalam rangka mencintai diri sendiri adalah menikmati layanan spa di Padma Spa, yang juga terletak di Plataran Ubud. Tentu saya sudah tak perlu berusaha keras meyakinkan Anda betapa terkenalnya kehebatan teknik pijat Bali yang mendunia. Tapi, segelintir rasa penasaran dan harapan saya tanamkan ke Padma Spa hari itu. Mampukah hati saya sedikit terobati olehnya?

Padma Spa (Foto: Dok. Plataran)

Suasana yang diberikan oleh Plataran Ubud pada dasarnya sungguh menenangkan. Bahkan ketika tengah berjalan menuju Padma Spa, pemandangan pohon rimbun yang mengelilingi seluruh properti, sudah mampu menyejukkan mata dan hati. Dan ketika sampai, saya kemudian disambut dengan sapaan ramah dan welcome drink yang tak kalah menyegarkan.

Welcome drink Padma Spa (Foto: Andreas Winfrey)

Padma Spa menawarkan beragam layanan untuk kesehatan dan relaksasi, dengan esensi dari budaya Indonesia, khususnya Bali. Hal tersebut tak hanya terbukti dari teknik dan bahan untuk pilihan Massage seluruh tubuh, Custom Care, Body Scrubs & Wraps, Facials, hingga perawatan Hair & Scalp.
 

"A stunning tropical oasis set amidst Ubud's emerald green rice fields, a majestic reflection of the traditional Balinese cultural atmosphere. The Padma Spa philosophy is guided by the principles of nurture, total well-being, relaxation and healthy indulgence, immersed in age old practices and ingredients..."


Sebelum memulai sesi saya siang itu, saya diminta untuk memilih satu dari empat minyak pijat yang digunakan. Yang pertama adalah Sudayatapa, yang terbuat dari jahe dan cengkeh, untuk menghangatkan. Kedua adalah Sari, dari jeruk mandarin dan anggur, untuk menyegarkan. Adapula Deva, dari ekstrak sandalwood dan ylang-ylang yang dipercaya mampu menenangkan. Menurut sang terapis, minyak yang ini cocok digunakan untuk pasangan. Sedangkan yang terakhir, Prana dari corriander dan ylang-ylang yang juga dapat menenangkan. Pilihan saya pun jatuh pada Prana, selain aromanya yang pas, ada juga harapan aroma tersebut dapat benar-benar menenangkan hati dan pikiran.

Padma Spa (Foto: Andreas Winfrey)

Selain body massage, Padma Spa juga menawarkan body scrubs & wraps, facials, dan hair & scalp treatment, dengan durasi yang beragam, namun tetap menggunakan bahan-bahan alami yang dipercaya berkhasiat bagi jiwa dan raga. Pengalaman saya menikmati pijatan dari terapis asal Bali cukup membuat pikiran saya 'hilang' dari kenyataan. Pada kenyataannya, spa yang saya nikmati cukup mampu membawa saya kabur sejenak dari beragam permasalahan yang mengganggu pada masa itu.

Seraya menyeruput jahe hangat dan mengunyah biskuit yang disajikan seusai perawatan, mata saya kembali disegarkan oleh indahnya pemandangan alam di dalam area Plataran Ubud. Jika harus melupakan permasalahan dan patut mensyukuri hidup dalam perjalanan saya ke Pulau Dewata kali itu, maka perawatan spa dari Padma Spa ini adalah salah satunya.