Once Upon a Time in MET

Beastie Vanity

The first Monday in May, sudah pasti menjadi hari senin yang ditunggu di setiap tahunnya. Dimana umumnya hari senin selalu ingin dilewatkan, tetapi untuk hari senin pertama dibulan May ini justru paling diimpikan oleh semua pecinta fashion, seni dan gaya hidup.

 

Event yang dikenal dengan julukan ‘The Oscars of the East Coast’ mengambil tema Sleeping Beauties: The Rewakening Fashion, dengan dresscode ‘The Garden of Time’. Tentu mendengar tema untuk acara pengumpulan dana dapat membawa imajinasi kita kepada sebuah dogeng sepanjang masa yang sangat poetic,  dan ya atmosfer tersebut begitu terasa tentunya. Tangga Met Museum yang iconic tersebut pun ditutupi dengan karpet bergradasi cream dan hijau, yang bagaikan campuran hamparan pasir dan tanah di sebuah taman, dan tentunya diperkuat dengan dekorasi semak belukar yang memagari area tersebut.

 

Sekitar siang menuju sore hari, satu persatu para public figure dunia mulai berdatangan mengenakan gaun rancangan para desainer ternama. Tentunya dibalik malam gemerlap banyak hal-hal yang tersirat dan menarik untuk dikupas dari hanya sebatas, siapa yang hadir dan mengenakan rancangan siapa.

Bad Bunny dalam rancangan karya Thom Brown
Pemeran The Bridgerton, Phobe Dynevor dalam rancangan karya Victoria Beckham 

7 Fakta mengenai Met Gala 2024:

 

1. Tema yang diangkat yang dipilih memberikan intepretasi yang begitu luas. Hal ini pun diakui oleh Anna Wintour, seharusnya kata ‘Sleeping Beauties’ sendiri memberikan makna yang poetic. Namun menyulitkan para tamu yang hadir untuk menerjemahkan tema tersebut. Akhirnya terbesitlah tema dresscode ‘The Garden of Time’ untuk mempermudah para undangan dalam menerjemahkan tema dresscode dalam wujud yang visual.

 

2. Tiket untuk menghadiri Met Gala tahun ini naik secara drastis. Tahun ini tiket tersebut dibanderol dengan harga $ 75.000 dollar. Sementara tahun lalu tiket tersebut berharga $ 50.000 dan di tahun 2022 harga tiket tersebut berharga $ 35.000. 

 

3. Para selebriti yang hadir dalam acara tersebut, tidak membeli undangan. Melainkan mereka diundang langsung oleh para fashion brand untuk  mempresentasikan busana yang mereka ciptakan. Maka tak heran jika ajang ini menjadi kompetisi karya rancangan setiap brand. Dan setiap fashion brand harus merogoh kocek minimal sebesar $ 350.000 dollar untuk membeli satu meja untuk para undangan mereka.

 

4. Apakah Vogue melimitasi undangan tersebut hanya untuk fashion brand papan atas saja? Jawabannya adalah tidak. Karena lini fast fashion seperti H&M juga  turut menciptakan karya khusus untuk ajang Met Gala.

Adwoa Aboah dalam busana gubahan label H&M

 

5. Acara ini berisi apa saja? Selain acara ini bertujuan untuk menggalang dana untuk Metropolitan Museum of Art’s Costume Institute, acara ini diisi oleh Gala dinner dan surprise performance dari para musisi yang dianggap memiliki kesesuain tema untuk acara tersebut. Dan pada tahun ini Ariana Grande mendapat kehormatan khusus untuk membawakan beberapa lagu di acara tersebut. Diantaranya adalah Once Upon a Dream, Into You, We Can’t be Friends, Yes, and?, The Boy is Mine, dan When You Believe.

Surprise performance dari Ariana Grande dalam lagu 'Once Upon a Dream' , Ariana mengenakan gaun karya Margiela by John Galliano
Ariana Grande & Cynthia Erivo menutup penampilan Met Gala dalam lagu 'When You Believe'

6. Selain itu ada pula beberapa aturan yang harus dipatuhi selain harus membeli tiket untuk hadir, yakni acara yang berlangsung di dalam venue tidak boleh di foto dan di upload dalam social media, dan beberapa jenis makanan tidak diperbolehkan untuk masuk dalam menu.

 

7. Satu hal yang paling terpenting dan mungkin akan memusingkan setiap tamu adalah bahwa penampilan atau look yang akan dikenakan harus diajukan terlebih dahulu untuk mendapat approval.

Alia Abhatt mengenakan gaun sari rancangan desainer asal India, Sabya Sachi
Elle Fanning dalam rancangan karya Balmain

Keindahan yang ditampilkan oleh Met Gala nyatanya tidaklah seindah penampakkannya. Karena selain membutuhkan kerja keras, dan tentu saja perjuangan fisik, batin dan materi juga terangkum didalamnya. Well, the reality is not a fairy tale. It's full of contradictions.