Maksud saya menulis judul ini adalah untuk mengajak Anda para pembaca untuk melihat dan menelaah, bagaimana cara untuk melihat suatu permasalahan yang datang dan menghempas Anda di suatu saat. Bahwasanya suatu masalah itu muncul dari suatu akar yang tak sehat. Dalam kata lain asal muasal suatu kejadian pasti bermuara pada satu kecacatan yang belum dituntaskan terlebih dahulu.

 

Sebagai contoh misalnya ketika suatu brand/merek atau lini, akan merilis produknya ke pasar pastinya harus mempatenkan dulu brand personification-nya. Mulai dari sosok pengguna produk itu nantinya, habit dan gaya hidup market yang dituju, tipe karakter customer dan lain sebagainya.    

 

Maka ketika DNA dari brand tersebut telah ditetapkan barulah mengeksekusi promo material, hingga tools yang dipilih untuk mensosialisasikan lini tersebut. Disisi lain memilih atau menentukan brand ambassador pun harus sesuai dengan produk yang diciptakan, pemilihan konsep visual secara detail pun harus digarap secara seksama.

 

Terlebih lagi ketika melibatkan tim outsource untuk penggarapan campaign, foto, video dan bentuk visual lainnya, harus melewati brief yang tajam, akurat dan jelas. Tidak bisa hanya mengandalkan sekali online meeting dan lanjut ke dalam proses eksekusi. Artinya untuk penyerapan DNA suatu brand tersebut membutuhkan waktu. 

 

Sebagai contoh, ketika Anda dulu masuk sekolah atau universitas di minggu pertama pasti ada penataran, orientasi atau hari perkenalan dengan lingkungan baru tersebut. Sama halnya ketika Anda masuk ke suatu kantor baru, pasti ada masa probation selama 3 bulan untuk melihat apakah Anda cocok bekerja dengan Perusahaan tersebut, dan dapat menjalankan visi dari Perusahaan tersebut.

 

Dalam artian untuk melakukan eksekusi pekerjaan dalam bentuk apa saja nantinya, apabila DNA tersebut sudah disosialisasikan dengan benar, maka akan mudah untuk para pekerjanya menjalankan visi dari brand tersebut. DNA suatu brand adalah muara dari segala macam bentuk eksekusi. 

 

Nah, jika Anda sebagai pemilik perusahaan atau pemimpin dari perusahaan atau leader dari sebuah project. Jika dalam suatu eksekusi pekerjaan, terjadi kesalahan terhadap apa yang dilakukan oleh karyawan/staff atau vendor outsource kalian. Jangan langsung complain atau menyalahkan mereka. Coba lihat lagi lebih seksama, apakah Anda sebagai pimpinan sudah mensosialisasikan DNA perusahaan secara benar atau Anda hanya sekedar terima margin dan gaji besar saja? Jika Anda adalah tipe pemimpin yang menaruh ambisi besar hanya kepada margin dan keuntungan pribadi Anda semata, artinya Anda sendang mengenggam bom waktu, namun tidak Anda sadari.   

 

Photo by Pavel Danilyuk: https://www.pexels.com/photo/officemates-looking-at-the-laptop-6340683/