Mind vs Heart

Common Sense

‘Apa/Siapakah musuh terbesar Anda dalam hidup ini? Jika ada pertanyaan seperti itu, maka saya akan memberikan jawaban yang singkat, sederhana dan tanpa banyak embel-embel. Jawabannya adalah diri sendiri. Mengapa seperti itu? Bukankah sebelum mencintai orang lain, harus kita harus mencintai diri kita sendiri?

 

Memang betul, mencintai diri sendiri itu sangatlah wajib, dan mencintai diri sendiri tidak cukup hanya dengan mendandani diri dengan segala treatment mewah dan membeli barang-barang branded untuk dikenakan. Seiring bertambah usia dan menjalani riuh rendah kehidupan, ternyata mencintai diri sendiri itu juga seiring dengan bagaimana seseorang itu memberikan value kepada dirinya. Dan memberikan nilai pada diri sendiri ini dapat ditunjukkan dengan bagaimana seseorang tersebut menempatkan dirinya baik di dalam pekerjaan, prestasi dan pencapaian.

 

Kembali ke pertanyaan pada paragraf pembuka diatas, mengapa musuh terbesar adalah diri pribadi maksudnya adalah, sebagai seorang manusia kita seringkali memiliki pikiran yang tidak sejalan perasaan, dan apa yang kita ucapkan belum tentu serupa dengan yang hati kecil kita katakan. Banyak hal-hal kecil lainnya yang tak sejalan dengan apa yang kita inginkan. Intinya pikiran yang ada di dalam benak manusia begitu kompleks, mungkin jika setiap anggota tubuh manusia tersebut dapat berbicara, mungkin banyak sekali apa yang mereka ingin utarakan dari kesatuan tubuh tersebut. Maka oleh dari itulah saya menganggap musuh terbesar manusia itu sebenarnya adalah dirinya sendiri.

 

Manusia seringkali harus mengucapkan sesuatu hal yang sebenarnya kontadiktif dengan keadaan hatinya, hanya dikarenakan tidak enak dengan orang lain disekelilingnya. Atau hanya karena takut akan penilaian orang lain. Sehingga menempatkan dirinya dalam keadaan atau situasi yang memojokkan dirinya sendiri. 

 

Selain itu manusia juga seringkali terjebak dalam pemikirannya sendiri yang membuat dirinya menjadi terbelenggu dalam pemikiran negatif. Pemikiran-pemikiran ini pun akhirnya membuatnya menjadi tidak percaya diri, menyalahkan orang lain dan seolah publik bahkan seisi dunia menghakimi dirinya.

 

Manusia adalah sosok makhluk yang kompleks. Kerap berubah setiap waktunya. Maka tak mengherankan jika sepasang manusia yang menjalankan kehidupan rumah tangga harus berjuang setiap harinya untuk menghadapi pasangannya. Hal ini bukan dikarenakan rasa cinta yang terkikis, melainkan manusia itu secara personal kerap berubah. Tak hanya secara fisik, melainkan cara berpikir dan memandang sesuatu. 

 

Maka jika Anda berada dalam suatu keadaan dimana terasa bahwa orang-orang sekeliling tidak dalam frekuensi yang Anda kehendaki. Mungkin permasalahan tersebut belum tentu hadir dari sekeliling Anda, melainkan justru dari diri Anda sendiri.    

    

 

Photo by Vie Studio