Life At Four Series

Common Sense

Bagi Anda yang telah melewati kehidupan di masa usia 40-an mungkin artikel ini menjadi sebuah nostalgia betapa fase perjalanan di titik dekade keempat merupakan sebuah versi 2.0 dari proses pendewasaan seeorang, terutama mengenai percintaan. Sementara bagi Anda yang belum menjejakan diri di fase kehidupan ini, mungkin artikel ini menjadi sebuah persiapan bahwa benar adanya harapan lain yang datang di rentang usia tersebut. Life begins at forty.

 

Suatu kehidupan tentu akan terus menanjak, dalam artian apabila karier atau pendapatan Anda tak turut menanjak seiring bertambahnya usia, maka jangan merasa kecil hati atau kecewa. Karena cobaan hidup yang sedang Anda jalani nantinya tentu akan memberikan pelajaran hidup yang membuat kita semakin kuat dan kokoh, layaknya pohon beringin yang terus menjulang keatas dan mengakar ke bawah.

 

Ujian hidup yang paling mungkin akan Anda hadapi adalah mengenai perasaan terhadap seseorang, apakah pasangan Anda atau pun seseorang yang baru saja Anda kenal dan akan mulai memasuki kehidupan Anda.

 

Investasi perasaan yang telah dibina terhadap pasangan yang telah Anda temui di fase kehidupan usia 20 atau 30-an mungkin akan berubah bentuknya. Apakah perasaan semakin menguat atau justru semakin terkikis. Maka tak sedikit kita temui pernikahan yang kandas di usia tersebut.

 

Disisi lain memulai hubungan dengan orang baru yang kita temui pun semakin pelik. Butuh investigasi panjang dalam mengenali orang baru tersebut. Disisi lain requirements yang dibutuhkan dari orang tersebut pun semakin panjang list-nya. Misalnya si calon pacar baru ini tidak boleh clingy, nyambung dalam setiap topik obrolan, tidak boleh miskin, bertato, ataupun tidak boleh punya kutil di area punggung. 

 

Namun terlepas dari karakter personal, finansial dan wujud fisik, di usia 40-an ini ada lagi satu keranjang persyaratan yang harus Anda tolerir dari orang tersebut. Yaitu mengenai masa lalu mereka. Setiap manusia yang telah melalui fase kehidupan di dekade keempat ini, tentu akan membawa sepaket masa lalunya yang harus Anda toleransi. Beberapa teman saya yang menemui orang baru di usia 40-an rata-rata telah pernah menikah dan memiliki keturunan dari perjalanan percintaan sebelumnya. Dan hal ini tak hanya terjadi dipasangan heteroseksual semata, kasus tersebut pun ditemui pada hubungan sejenis.

 

Tentu bukan suatu yang mudah untuk dealing dengan seseorang dengan berbagai kisah masa lalunya, apakah kehidupan masa lalunya tersebut membawa trauma bagi mental mereka atau tidak, ini pun menjadi suatu paket tersendiri yang harus terima dengan lapang dada dari orang tersebut.

 

Karena jangan sampai kita terbutakan hanya karena bentuk fisik, kesuksesan karier dan finansial semata. Karena kondisi mental seseorang yang tak stabil dan penuh luka akibat trauma pun juga akan memberikan dampak tak baik bagi diri Anda pribadi dan kehidupan percintaan Anda. 

 

Maka semua kembali lagi kepada pilihan Anda. Karena di esok hari apa yang telah Anda pilih dan jalani tidak dapat diputar ulang kembali.

 

 

Foto: Elly Fairytale - Pexels.com