Ketika membicarakan tentang sebuah lagu, saya lebih menaruh banyak perhatian pada liriknya. Saya percaya, setiap lagu memiliki rangkaian kata-kata penuh makna dan cerita di belakangnya. Perjumpaan saya dengan karya dari the 1975 tidak dimulai dari lagu The Sound yang menjadi gong dari nama besar band ini. Lagu yang justru berhasil membuat saya jatuh cinta adalah lagu bertajuk Somebody Else. "So I heard you found somebody else, and at first I thought it was a lie," kata lagu tersebut.
Yes, breaking up is one thing, but to see that particular someone with somebody new does break a little. Or, maybe a lot more. Lagu tersebut seolah menjadi soundtrack dari kehidupan saya di masa itu ketika mendapati si dia telah bersama yang lain. Oh, I believe I'm not alone. Sesuatu yang kerap kali dirasakan oleh banyak orang setelah patah hati, ketika yang satu sudah mulai pindah ke lain hati. "I don't want your body, but I hate to think about you with somebody else," lanjutnya. Well, how could I still want you after all the things we've been through? Namun, tetap sulit mendapati kenyataan itu, bukan?
Berkat fase tersebut, saya pun mulai mengikuti lagu-lagu dari The 1975. Kebanyakan dari lagu di album-album pertamanya menjadi teman setia menyetir di malam hari. Beberapa menemani saya di kala sedang sendu. Namun, tak sedikit juga lagu dengan hentakan keras berhasil menjadi penyemangat untuk memulai hari. Mungkin ada beberapa lagu yang hanya perlu dinikmati tanpa harus dipahami. Berikut adalah beberapa lagu yang mungkin dapat Anda latih sebelum menghadiri konser The 1975 pada tanggal 29 September 2019 mendatang! Wait, you knew it, didn't you?
The Sound
"Well I know you're around 'cause I know the sound, I know the sound, of your heart"
You must be loving her so hard to know the sound of your heart, right? Lagu bertajuk The Sound nampaknya menjadi salah satu lagu yang berhasil menyatakan eksistensi grup musik di kancah internasional. Dengan beat you
Loving Someone
(Oh, oh, loving someone, yeah, you should be loving someone)
Terlepas dari segala peraturan yang ada di dalam masyarakat tentang mencintai seseorang, bukankah cinta merupakan perasaan yang tulus yang tidak selayaknya diatur-atur sembarang orang?
Love Me
"You got a beautiful face but got nothing to say (OH!)"
Lagu bertajuk ini menggambarkan bagaimana popularitas menjadi sesuatu yang begitu diagung-agungkan tidak hanya oleh para figur publik, namun juga orang-orang lain di luar sana. Di dalam video clip-nya, Love Me juga menyertakan papan karton dengan gambar para selebriti, seperti Charlie XCX dan Ed Sheeran. Namun, tenang, sudah diberikan izin, kok!
TOOTIMETOOTIMETOOTIME
"I only called her one time, maybe it was two times? I don't think it was three times. It can't be more than four times. I think we need to rewind. You text that boy sometimes, must be more than three times. I didn't mean to two-time, two-time you."
Membaca penggalan lirik ini, pikirian saya pun langsung berlari pada kisah "open relationship" yang berjanji pada awalnya untuk tidak melibatkan perasaan, namun akhirnya menuntut ketika yang satu berhubungan dengan orang lain. Eh, I didn't mean to slap you, but did I?
Chocolate
"Oh we go where nobody knows with guns hidden under our petticoats. No, we're never goanna quit it. No, we're never gonna quit it, no."
Lagu yang dirilis pada tahun 2013 ini memang cukup sulit untuk saya pahami. Mungkin karena lagu Chocolate memang lebih berkaitan erat dengan kehidupan di negara asal grup musik ini. Namun, bagaimana lagu ini dikemas dengan begitu ringan dan "tidak-perlu-mikir" justru membuat saya menyukainya!
Dan, masih banyak lagu-lagu lain. Lebih baik berlatih untuk dapat bernyanyi bersama dengan musisi asal Inggris Raya ini dan tidak mati gaya!