Jumat, 13 Oktober 2023, Ciputra Artpreneur dipenuhi fans Candra dan Chaseiro. Uniknya, saya tidak hanya bertemu bapak-bapak dan ibu-ibu tapi tampak segelintir anak muda yang hadir dalam acara bertajuk Konser Jejak ini.
Sekitar pukul 18:00 WIB, hall Ciputra Artpreneur sudah mulai ramai. Pengunjung tertib antri berfoto di wall of fame bertuliskan “Konser Jejak” dan foto Candra Darusman. ISTA selaku penyelenggara juga menghadirkan booth-booth f&b, mulai dari makanan berat hingga kopi. Sebelum memasuki ruang pertunjukan tamu juga bisa membeli merchandise berupa kaos dan totebag.
Sementara itu suasana backstage sudah sibuk, para talent mempersiapkan diri masing-masing dengan cara yang berbeda-beda. Ada yang berlatih vokal sambil menghafalkan lirik, merias wajah, makan malam, ganti baju, dan ada juga yang sekedar ngobrol bersama tim entah briefing panggung atau melupakan grogi.
Setelah semua tamu masuk dan duduk di ruang theater, pukul 20:00 WIB, pertunjukan dibuka dengan kata sambutan dari Yovie Widianto. “Saya punya keyakinan bahwa musik yang cerdas, akan membawa bangsa menjadi lebih cerdas. Musik yang penuh warna, musik yang penuh peradaban, melatih bangsa untuk bisa menerima keragaman. Jadi kalau kita decekokin dengan musik yang sama terus, jangan-jangan ada orang yang ingin mengarahkan kita pada selera yang sama, atau direction yang sama. Jadi saya selalu mendukung keragaman musik Indonesia yang sangat luar biasa. Dan saya yakin, mas Candra-pun seperti itu.”
Kekagumannya akan perjuangan sang Maestro, mulai dari karya-karya legendaris dan romantis hingga usahanya dalam melindungi karya, membawa Yovie untuk mempersembahkan konser apresiasi untuk Candra Darusman.
Tirai merah terbuka perlahan, The Groove mulai bermain diatas panggung membawakan instrumen lagu-lagu Candra Darusman. Gemuruh tepukan tangan penonton membanjiri, tanda kemeriahan dan suka cita dimulai. Latar panggung dihiasi foto-foto masa muda Candra Darusman dan keluarga. Tak lama, Marcell Siahaan, Rio Febrian, Fatur, dan Dodi Oris masuk membawakan lagu pembuka, Memori, yang aslinya dibawakan oleh Ruth Sahanaya dan diaransemen oleh Candra Darusman.
Pergantian antar musisi bertransisi dengan rapi. Ada yang membawakan lagu bernada gembira, lalu melow, lalu santai, pokoknya mood saya di sana dibuat berganti-ganti.
Para musisi muda juga membawakan karya Candra Darusman dengan begitu apik, seperti Vira Talisa membawakan Melati Suci dengan begitu menghayati, Ardhito Pramono dengan pianonya mempersembahkan lagu Dara yang romantis, Rendy Pandugo, Yura Yunita, hingga group band kekinian seperti Hivi! Dan Yovie & Nuno juga turut memeriahkan acara.
“Mudah-mudahan Yura bisa mengikuti jejaknya om Candra, untuk bisa terus membuat karya yang melegenda, bisa melekat di hati berbagai macam generasi. Dan mudah-mudahan bisa terus awet muda seperti om Candra yang sangat bersinar,” ungkap Yura Yunita dari atas panggung.
Berbeda dengan musisi lain yang hanya membawakan karya terdahulu Candra Darusman, Bilal Indrajaya membawakan lagu terbarunya yang diciptakan oleh sang bintang pada malam itu. Ini adalah kali pertama Bilal menyanyikan lagu “Ku Tak Tahu Apa Yang Kau Inginkan” di hadapan publik.
Malam semakin larut, puncak konser muncul dengan lagu riang gembira bertajuk Rio De Janeiro, dibawakan The Groove. Penonton ikut berdiri, bertepuk tangan, dan berjoget bersama mengikuti alunan musik. Lagu yang paling banyak dihafal orang-orang, Pemuda, tidak terlewatkan.
Terakhir, penonton dikejutkan dengan penampilan special dari Candra Darusman. Sambil bermain piano, dibawakannya lagu Sendiri dan Geneva yang menurutnya special. Fun Fact, Geneva pada awalya menjadi negara impian Candra Darusman hingga akhirnya dirinya berkesempatan untuk menginjakan kaki di negara Geneva. Selain itu, lagu Geneva juga belum pernah dibawakan ke hadapan publik oleh Chaseiro.
Konser Jejak ditutup dengan lagu Kau, lagu favorit dari Dian Sastrowardoyo. Tidak lupa, It’s Amazing juga ditampilkan untuk konser yang luar biasa meriah, dan Kekaguman di paling akhir konser.
Pengalaman yang menarik dan unik bagi saya. Hadir ditengah konser yang mayoritas bapak-bapak dan ibu-ibu, melihat musisi muda membawakan lagu-lagu lawas yang masih relate hingga sekarang, dan mendengar karya romantis nan legendaris. Unik, dan melekat di hati.
Sehat selalu Candra Darusman.