Ketika Seni dan Indahnya Pracima Tuin Mangkunegaran Melebur dalam Surakusuma

Tumurun Museum dengan bangga mempersembahkan kolaborasi pertama pameran seni di taman dengan Pracima Mangkunegaran, bernama SURASUKUSUMA – Mangkunegaran Art Garden. Acara resmi dibuka pada Sabtu, 29 Juni 2024 secara meriah. Sekitar pukul 16.30 WIB, para tamu undangan dari berbagai kalangan sudah mulai berdatangan dan berkumpul di area Pura Mangkunegaran Surakarta. 

Dari area luar saja saya rasanya sudah ingin foto-foto. Pintu dan jendela jadul, atap besar khas Jawa, balai besar berisikan alat musik gamelan, hingga lantai atau ubin yang dingin saat diinjak, sangat langka saya temukan di Jakarta. Tepat pukul 17.00 WIB, kami semua diperkenankan memasuki taman Pracima Mangkunegaran. Saat memasuki gerbang Pracima, saya dibuat semakin terpanah dengan indahnya bangunan, taman yang luas, air mancur yang cantik, dipadukan dengan langit senja yang cerah mendukung acara pembukaan SURAKUSUMA. Terlebih lagi, sampai 29 Juli 2024, taman ini dihiasi dengan karya patung dari seniman Indonesia dan mancanegara. 

Acara dibuka secara resmi oleh Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegaran X, di area Plataran Pura Mangkunegaran. Menurutnya, Surakusuma menjadi bukti awal kolaborasi yang sangat spesial dari dua pihak yang berbeda; kesultanan dan museum seni. “Bahwa ternyata Mangkunegaran, dengan pusat kebudayaan Jawa yang berdiri sejak 267 tahun lalu, hari ini di taman Pracima, dengan mas Wawan dan tim Tumurun Museum (bisa mewujudkan ) suatu pameran seni kontemporer,” ujarnya. 

Mangkunegaran dikenal sebagai ruang publik moderat dan demokratis, tempat bertemunya budaya Timur dan Barat. Seniman dan pemikir Eropa sering berkunjung, menggali tradisi Jawa dan membawa pemikiran Barat. Pertukaran pengetahuan terjadi harmonis, tercermin dalam arsitektur, ornamen bangunan, dan elemen taman di Pura Mangkunegaran. Dalam pembukaan pameran, meleburnya budaya Timur dan Barat tercermin dalam tarian balet yang ditampilkan. 

Seni yang indah dalam ruang pamer digambarkan dalam tajuk pameran ‘SURAKUSUMA’ yang berarti Bunga Dewi-Dewi atau Bunga kahyangan, dalam bahasa Jawa Kawi. Seni patung dan taman tidak lagi bisa dipisahkan, bak sahabat sejak dulu awal kebudayaan Jawa klasik. Terlihat dalam relief candi, prasasti, dan kesusastraan. Di tahun 2024, ukiran seni tidak lagi harus berbentuk candi, tapi bersama Tumurun Museum, Mangkunegaran menghadirkan sculpture garden yang memadukan alam taman pracima dan 13 karya seni kurasi Hendra Himawan. Area dibagi menjadi dua; 11 patung di luar ruangan dan dua patung di dalam ruangan. Di luar ruangan ada karya dari Aditya Novali, Alicja Kwade, alex Setoni, Bernar Venet, Yunizar, Ugo Rondinone, Faisal Habibi, Gabriel Aries, dan Wedhar Riyadi. Sedangkan karya Rita Wadagdo dan G. Sidharta dipamerkan di dalam ruangan. 

Selain pameran, Surakusuma juga siap mengedukasi masyarakat dan bertukar pikiran melalui berbagai program publik. Ada Diskusi Seni dan Workshop, juga Tur Kuratorial yang dibuka untuk umum. Pameran dibuka hari Senin sampai Kami pukul 15.00 - 21.00 WIB dan hari Jumat sampai Minggu pukul 11.00 - 21.00 WIB. Tiket seharga Rp 75.000,- bisa Anda pesan di www.tumurunmuseum.org atau langsung di tempat. Untuk informasi lebih lanjut dan detail jadwal workshop bisa dicek di instagram @tumurunmuseum.