Ketika membicarakan salah satu gerai teh premium terkemuka yang sudah mendunia, mungkin kebanyakan dari Anda akan menyebutkan nama yang satu ini. Dengan dekorasi ruangan yang didominasi dengan penggunaan kaca dan sentuhan warna emas, teh tidak hanya menjadi sajian untuk diminum, namun juga gaya hidup yang dijalankan. Apalagi mengingat kemasannya yang dapat dengan mudah menghiasi sudut meja. Yes, it is none other than the TWG Tea Salon & Boutique.
Pada tanggal 9 dan 10 Agustus yang lalu, TWG Tea Salon & Boutique Pacific Place didaulat menjadi tempat diselenggarakannya sebuah collaboration dinner oleh para koki profesional dari Jakarta Culinary Movement. Enam sosok chef terkemuka dari hotel, restoran dan grup kuliner Indonesia di bawah pimpinan Chef Philip Walasary, Executive Chef of TWG Tea Indonesia mengkreasikan lima hidangan yang melibatkan teh dari TWG sendiri di dalamnya. Mungkin jika hanya terasa di dalam sajian penutup yang manis, Anda menganggapnya hal ini biasa. Namun, teh juga terasa di hidangan utama berupa spring chicken confit dan Australian veal striploin!
Pengalaman bersantap ini dimulai dengan sajian berupa octopus tombur yang disertai dengan Red Chai di dalamnya. Kemudian, disajikan pula slow simmered boneless prime oxtail gyoza dalam sup berupa teh Oud Night Tea! Ya, penyajiannya yang menggunakan teko pun seolah memberikan kesan minum teh pada umumnya. Hanya saja, ada gyoza lezat yang menunggu untuk diguyur. Masuk ke dalam sajian utama, tamu pun dihidangkan potongan ayam yang lembut dengan sentuhan coconut oil, kaleo sauce, dan ditaburi Matcha, my favorite! Untuk hidangan utama yang kedua, tamu menikmati seared hydro aged Australian veal striploin yang diresapi dengan Number 12 Tea milik TWG. Rasa teh yang pekat di dalam daging pun diimbangi dengan kehadiran crushed sweet potato dan caramel juice.
And, of course, there is always a room for dessert! Jika Anda familiar dengan cemilan khas Jawa, Anda tentu tidak asing dengan brem! Ya, terinspirasi dari brem, sang koki pun mengkreasikan sajian berupa valrhona chocolate "Javanese Brem" cake yang diresapi dengan Poetic Star Tea. Meskipun terasa terlalu manis di lidah saya, namun tekstur kue yang cenderung seperti mousse menjadikannya mudah untuk dinikmati!
Overall, it was indeed a great first experience in eating tea, especially in the savoury meals! Semoga Anda dapat mencicipinya di kesempatan yang lain!