Givenchy Haute Couture AW 19-20, Tampilan Radikal Ala Claire Waight Keller

Saat Ricardo Tisci meninggalkan posisinya sebagai Creative Director dari Givenchy pada 2017 lalu, saya merasa amat kecewa karena sejujurnya saya sangat mengagumi karya-karya dari Tisci. Menurut saya, kehadiran Tisci di Givenchy membawa pengaruh yang cukup signifikan untuk brand tersebut dan perannya selama 12 tahun menjadi Creative Director sangat berjasa dalam memajukan nama Givenchy di dunia mode.

Ketika Claire Waight Keller diumumkan akan menggantikan posisi Tisci sebagai Creative Director Givenchy, saya cukup antusias ingin melihat bagaimana jadinya Givenchy jika di bawah direksi seorang wanita. Namun, saya sempat kecewa dengan beberapa koleksi dari Keller pada musim-musim lalu, khususnya untuk koleksi haute couture. Menurut saya, beberapa koleksi yang ia persembahkan kurang memukau serta tidak menunjukan sentuhan edgy dan sensual yang khas dari Givenchy.

Akan tetapi, ketika pertama kali menonton persembahan koleksi Haute Couture AW19-20 dari Givenchy, saya cukup kagum dengan koleksi tersebut! Koleksi tersebut menampikan mulai dari silhuet yang beragam dan juga detail yang sangat menarik. Pada koleksi haute couture yang berjudul ‘Noblesse Radical’ ini, Claire Waight Keller membuat latar belakang asal Inggris-nya menonjol dengan menampilkan sebuah koleksi yang merupakan interpretasi modern pada pakaian tradisional era medieval ala Inggris. Hal ini dapat dilihat dari panggung pagelaran tersebut yang didekor seperti sebuah istana Perancis.

Givenchy Haute Couture FW 19-20 (Foto: Dok. Givenchy)

Untuk koleksinya sendiri dimulai dengan tampilan pembuka yang didominasi oleh palet warna monokrom hitam putih. Beberapa di antaranya termasuk gaun tweed yang dihiasi oleh motif houndstooth, gaun dengan silhuet megah yang didekor dengan hiasan feather dan suit dengan bagian bahu yang structred.

Givenchy Haute Couture FW 19-20 (Foto: Dok. Givenchy)

Lalu untuk rangkaian busana selanjutnya, dekonstruksi pakaian tradisional kerajaan pada abad ke-18 terlihat semakin jelas dengan penggunaan bahan lace yang feminim, brokat metalik yang bermotif floral, ruffles dan full-skirt, serta jaket yang penuh dengan manik-manik metalik dan blazer dengan hiasaan embroidery. Koleksi ini juga mengkombinasikan silhuet structred dan flowy dengan detail organik. Claire Waight Keller juga menampilkan beberapa pakaian yang bersifat gender-neutral, yaitu pakaian yang dapat digunakan oleh wanita dan pria. It’s elegant yet modern!

Givenchy Haute Couture FW 19-20 (Foto: Dok. Givenchy)

Seluruh koleksi haute couture ini tampak seperti sebuah dongeng kerajaan yang teatrikal. Para penonton pun seakan-akan diteleportasi ke era medieval Inggris. Dengan estetika romantis yang kuat, koleksi tersebut terinspirasi oleh bayangan Claire akan seorang wanita yang memiliki pendirian yang kuat dan modern. Koleksi dari Givenchy ini juga mengingatkan saya akan desain milik Alexander Mcqueen ketika ia masih ada.

Givenchy Haute Couture FW 19-20 (Foto: Dok. Givenchy)

This is what modern-day Marie Antoinette would wear! Bagaimana kalau menurut Anda?