Dalam hitungan minggu kita akan menuju pergantian tahun, dan tahun 2023 sudah di depan mata. Tanpa terasa perputaran bumi yang begitu cepat membawa kita ke sebuah akhir dari sebuah awal. Banyak perubahan, adaptasi dan tentu perjuangan menjalani kehidupan pun masih terus bergulir.
Sebagai suatu contoh bumi ini telah melalui kehilangan sosok tokoh dunia, ratu Elizabeth II yang telah menjadi pemimpin terlama untuk Inggris. Disisi lain tokoh jurnalis mode negeri ini, Samuel Mulia pun juga telah menghadap yang kuasa. Dan banyak nama-nama besar lain yang menutup hayat di tahun ini.
Every ending has a new beginning. Pergantian pemimpin baru dengan visi misi berbeda tentu akan menjadi suatu proses pelik dalam masa-masa peralihan. Dan bagi orang-orang disekitarnya menghadapi berbagai adjustment dari berbagai sisi, tentu aadalah suatu beban tersendiri. Contoh kecil terdapat pada sebuah postingan foto yang menggambarkan Queen Consort – Camilla mengenakan Belgian Sapphire Tiara dalam sebuah perhelatan di Buckingham Palace. Dan ternyata tiara tersebut adalah tiara serupa yang dikenakan oleh almarhum ratu Elizabeth. Lantas, dalam hitungan detik kolom komentar pun dibanjiri dengan berbagai ungkapan negatif.
Dari hal ini dapat terlihat, bahwa dari hal sekecil dan sesederhana itu, tak dapat diterima oleh mata dan perasaan. Ini mengartikan bahwa semua manusia di muka bumi sebenarnya bukanlah makhluk yang cakap dalam beradaptasi. Manusia pada dasarnya adalah makhluk yang hanya ‘bisa menerima karena telah terbiasa’. Otak manusia diibaratkan sebuah kendi tanah liat yang diisi oleh air dalam kurun waktu yang lama, maka air tersebut pun akan mengendap dalam setiap pori-pori kendi tanah liat tersebut. Bahwa sesuatu yang telah mengendap dalam kurun waktu yang lama akan sulit untuk dipisahkan satu sama lainnya.
Lalu mengapa harus ada pergantian tahun disetiap dua belas bulan? Mengapa harus ada akhir untuk sebuah awal yang baru, dan mengapa harus kedatangan suatu sosok baru apabila sosok lama sudah mahir menciptakan ekosistem yang sempurna?
Beberapa jam yang lalu sebuah berita mengenai keputusan berakhirnya masa jabatan Allesandro Michele dari rumah mode asal Italia - Gucci telah tersiar. Michele yang menduduki kursi creative director sejak tahun 2015 yang lalu, cukup menjadi kebanggaan bagi pecinta mode dunia. Ide kreatifnya yang menjadikan rumah mode ini menjadi lebih segar dan menarik, harus selesai. Tentu bagi sebagian orang pecintanya akan mengalami patah hati. Namun seperti yang saya katakan pada tulisan saya diatas, bahwa every ending has a new beginning.
Walaupun akan ada masa transisi, adjustment dan ketidaksetujuan diberbagai sisi, namun pada akhirnya waktu juga yang harus mengakhiri semua. Waktu adalah sesuatu yang tak dapat kita genggam oleh tangan, tak dapat kita cegah kepergiannya dengan cara apapun.
Maka sudah siapkah Anda melangkah untuk tahun 2023?
Foto opening: pexels mart productions - pexels.com