Emte, seorang seniman visual yang karya-karyanya selalu penuh dengan makna dan nuansa instingtif, telah menorehkan jejaknya dalam dunia seni rupa sejak 2016. Sebagian besar karyanya terinspirasi dari momen-momen tak terduga, khususnya saat ia memotret dengan spontanitas yang tidak direncanakan.
"Proses kreatif saya sangat bergantung pada insting," jelasnya saat saya temui untuk wawancara singkat di Rachel Gallery, Jakarta Art Hub, Jl. Timor No. 25, Jakarta Pusat. Momen-momen yang terjadi secara acak ini menjadi fondasi bagi banyak karya yang ia hasilkan, memberikan nuansa kejujuran yang tak biasa.
Teknik yang digunakan Emte dalam menciptakan karyanya unik, di mana ia dengan sengaja menghindari jejak sketsa pada kanvasnya. "Saya ingin fokus pada warna dan komposisi, tanpa gangguan dari bekas sketsa. Itu membantu saya menjaga keutuhan visual dari karya," ungkapnya. Pendekatan ini memungkinkan karyanya untuk menjadi lebih organik dan berfokus pada esensi visual, memberikan pengalaman artistik yang lebih langsung bagi para penikmat seni.
Semua gambar yang ia buat memiliki referensi yang jelas, hasil dari pengamatan dan pengalaman yang mendalam. Baginya, penting untuk memiliki pemahaman kuat tentang dunia yang ia tangkap melalui medium seni. Kebebasan bereksplorasi juga menjadi salah satu ciri khas dari karya-karyanya. Emte percaya pada prinsip "kenapa tidak", sebuah filosofi yang mendorongnya untuk mencoba hal-hal baru dalam seni tanpa batasan yang terlalu ketat. "Saya selalu terbuka untuk bereksperimen dengan berbagai medium dan tema," tambahnya.
Salah satu hal yang menarik dari perjalanan Emte adalah usahanya untuk membuat seni lebih mudah diakses oleh semua kalangan. Ia meyakini bahwa seni tidak harus terbatas pada ruang galeri yang eksklusif. Dalam pamerannya, ia menghadirkan konsep inovatif dengan menempatkan karya-karyanya di ruang-ruang yang tidak biasa seperti supermarket. "Saya ingin orang bisa menikmati seni tanpa harus merasa terintimidasi oleh harga atau ukuran karya," katanya. Konsep pameran ala supermarket ini melibatkan elemen seperti label harga yang transparan dan pengenalan terhadap karya-karya otentik, memberikan informasi yang jelas kepada pembeli.
Kolaborasi dengan brand komersial juga menjadi bagian dari perjalanan kreatif Emte. Menurutnya, sinergi antara seni dan komersial tidak akan mengurangi nilai artistik suatu karya. Justru, kolaborasi ini membuka peluang baru yang memperkaya dinamika dunia seni. "Melalui kolaborasi dengan brand, kita bisa menciptakan sesuatu yang inovatif tanpa harus kehilangan nilai seni itu sendiri," ujarnya. Ini menunjukkan bahwa seni tidak perlu berdiri sendiri di atas menara gading, tetapi bisa berdialog dengan berbagai aspek kehidupan modern, termasuk dunia bisnis dan komersial.
Dalam setiap pameran, Emte tak hanya memamerkan karya, tetapi juga menciptakan pengalaman yang melibatkan pengunjung secara langsung. Konsep pameran yang berbeda ini berhasil menarik perhatian publik dan menciptakan pengalaman unik yang melibatkan mereka secara emosional. Emte ingin pengunjung bisa melihat dan merasakan seni dari perspektif yang berbeda.
Di era digital ini, Emte juga menyadari peran penting media sosial dalam mengubah cara kita hidup dan berinteraksi. Platform-platform ini memungkinkan individu untuk berbagi momen secara real-time, menciptakan koneksi yang lebih mendalam antara seniman dan penikmatnya. "Media sosial telah mengubah cara kita berbagi seni. Kini, siapa pun bisa menikmati karya saya, di mana pun mereka berada," ungkapnya. Hal ini tidak hanya memperluas jangkauan seni, tetapi juga memperkuat ikatan antara seniman dan audiens.
Namun, di balik semua itu, mengelola waktu dan mengatur tenggat waktu adalah salah satu tantangan terbesar dalam proses kreatif Emte. "Mengatur deadline adalah hal yang krusial untuk memastikan semua karya selesai tepat waktu," katanya. Dengan perencanaan yang matang, ia mampu menjaga kualitas karyanya sambil tetap memenuhi komitmen.
Bagi Emte, representasi diri dalam karya seni sangat penting. Karya-karyanya tidak hanya mencerminkan dirinya sendiri, tetapi juga pengalaman hidup dan hubungan dengan orang lain. "Seni adalah tentang bagaimana kita merefleksikan diri kita dan bagaimana orang lain melihat diri mereka dalam karya tersebut," ujarnya. Melalui karyanya, Emte menawarkan ruang bagi setiap individu untuk menemukan interpretasi masing-masing, memberikan makna pribadi pada setiap karya seni yang mereka nikmati.
Di akhir wawancara, Emte menekankan pentingnya mendukung seniman lokal dan internasional dengan menghadiri pameran seni. "Mengunjungi pameran seni tidak hanya memberikan pengalaman visual, tetapi juga membuka diskusi tentang warna, tema, dan penyajian karya. Ini adalah cara kita menghargai keberagaman seni dan mendukung komunitas seniman," tutupnya.
Dengan semangat eksplorasi dan pendekatan yang inklusif, Emte terus menghadirkan karya yang menginspirasi dan membuka ruang bagi dialog yang lebih luas tentang seni dalam kehidupan sehari-hari.