Berikut Kumpulan Kisah Horor yang Dialami Pembaca CLARA!

Masih dalam suasana Halloween yang dirayakan setiap akhir bulan Oktober, kami mengumpulkan kisah-kisah mistis yang pernah dialami oleh CLARA Friends. Berikut ini beberapa di antaranya. Beranikah Anda membaca pengalaman mereka?

 

via GIPHY

"Ketika masih kecil, saya dan keluarga pernah tinggal di sebuah ruko di daerah Gunung Sahari, Jakarta Pusat. Ternyata, dulu ruko tersebut merupakan klinik praktek aborsi. Hampir setiap malam kami mendengar suara-suara aneh, seperti tangisan perempuan dan bayi. Sesekali terdengar pula jeritan perempuan. Suatu malam, saya secara tidak sengaja melihat sosok perempuan berambut panjang tengah menatap saya dari luar jendela kaca..." -@natalietjan  

 

via GIPHY

"Supir ayah saya, Pak Umang, sedang mempersiapkan diri untuk menjalani salat magrib di kantor ayah saya. Saat itu kantor sudah sepi dan musala ada di lantai tiga. Di dalam musala tidak ada orang. Pak Umang kemudian mulai salat. Sudah kebiasaan dia ketika baca Al-Fatihah bisa didengar, meski salat sendirian. Dan ketika mengakhiri dan mengucap, 'aamiin', terdengar banyak suara secara serempak turut berseru, 'aamiin'. Padahal, itu bukan salat berjamaah." -@gitakyo  

 

via GIPHY

"One afternoon after school, I was having lunch alone at home. Then my sister came home, smiled at me and walked straight up to her room. Minutes later, there was a call for her, so I asked my maid to call for my sister. My maid told me that she was at school and we argued for about a minute, since I saw her coming in. I went upstairs to call my sister... And the room was empty. My maid was right, she hadn't come home yet. The girl who came in, smiled at me and walked upstairs, was something in my sister's image..." -@aboutyari  

 

via GIPHY

"Suatu malam, saya bermimpi. Adik ibu saya hadir di mimpi tersebut, tanpa mengenakan baju sehelaipun, perutnya besar, dan nyaris gundul, hanya ada beberapa helai rambut putih. Ia mencari ibu saya, katanya mau ngobrol. Dia memberitahu saya bahwa dia sudah meninggal karena dibunuh. Karena kaget, saya bangun dari tidur. Ketika bangun dan keluar kamar, seisi rumah saya heboh, karena tante saya itu benar-benar meninggal di kehidupan nyata. Ternyata cerita mistis tidak sampai di situ saja. Malamnya, saya terbangun dari tidur dan melihat telapak tangan di ujung kasur, sedang berusaha meraih kaki saya..." -@fannybudiyanto  

 

via GIPHY

"Beberapa waktu lalu, saya sempat jatuh sakit. Akhirnya driver kantor mengantar saya pulang ke rumah. Hanya saya dan driver di mobil tersebut untuk perjalanan yang cukup jauh. Sesampainya di rumah, adik saya kesurupan. Setelah ditanya-tanya, akhirnya 'makhluk halus' yang merasuki tubuh adik saya itu mengaku bahwa ia adalah penghuni kantor tempat saya bekerja. Kebetulan saya setiap hari tinggal di kantor. 'Saya mau mengantar Asep pulang,' katanya. Setelah beberapa lama kami sekeluarga meminta dia untuk keluar dari tubuh adik saya, ia akhirnya mau. Kemudian, ia berkata bahwa ia akan ikut driver saya itu pulang ke kantor. Alhasil, driver kami harus kembali ke kantor, menempuh perjalanan sendirian, atau berdua jika sang makhluk halus tersebut dihitung..." -@sunarya8789  

 

via GIPHY

"Ketika masih duduk di bangku SMA, saya tergabung dalam organisasi kepanitiaan sekolah. Acara wajib tiap tahun yang perlu kami ikuti adalah Jurit Malam, saat itu dilaksanakan di sebuah hutan di Cibubur. Saya dipasangkan dengan seorang teman pria. Untuk acara tersebut, kami harus menyusuri hutan tengah malam, mengikuti petunjuk panah dari titik awal hingga akhir. Sepanjang perjalanan, teman saya itu sempat berkata kotor. Saya sudah peringatkan untuk jangan berkata kotor di dalam hutan malam-malam. Setelah lama berjalan, seharusnya ada jalan di depan, tapi kami malah terhadang dengan jalan buntu. Ada sebuah rumah di samping hutan. Teman saya berkata, ada bapak-bapak yang memanggil kami dari arah rumah tersebut. Di tengah kebingungan, ada suara cekikikan yang sangat kencang. Kami pikir itu tawa anggota panitia lainnya. Tapi tidak ada orang lain selain kami berdua di sana. Saya buru-buru meniup peluit untuk meminta bantuan. Sangat lama. Tapi tidak ada yang datang membantu. Suara tawa semakin kencang. Kami berdua akhirnya berdoa dalam takut. Tak lama, grup di belakang kami sampai di titik kami berdiri. Mereka bertanya, apa yang sedang kami lakukan. Kami menjawab, "Nggak ada jalan lagi..." Grup itu bingung, karena di depan kami ada jalan. Padahal sebelumnya, saya dan teman satu grup saya itu benar-benar tidak melihat jalan tersebut. Kamipun bertanya, apakah tadi ada yang tertawa? Mereka tidak mendengar. Dan apakah mereka mendengar suara peluit yang saya tiup kencang-kencang tadi? Mereka pun menjawab tidak mendengar sama sekali..." -@christinanita  

 

via GIPHY

"Sempat didekati orang, tapi ternyata dia sudah punya pacar dan fine dengan open relationship. Horror ngga sih?" -@girsangbryan