Are You Red Team or White Team?

Because the wine and the dish should be equal partners

Haute Culture

 

 

Jika Anda seorang pecinta seni, maka Anda mengerti bagaimana cara terbaik untuk menikmati suatu benda seni. Maka tak lain berbeda dengan cara menikmati wine yang mempunyai seni khusus dalam menikmatinya. Satu gelas wine per hari dipercaya dapat memperpanjang usia, maka jika lebih dari segelas per hari? selanjutnya terserah Anda.

 

Bermacam jenis wine yang berasal dari beragam negara memiliki cita rasa yang berbeda. Diawali dari aroma hingga after taste memiliki pesonanya tersendiri. Namun bagaimana cara menikmatinya  agar cita rasa itu tak berubah ketika dipadukan dengan suatu menu makanan? Because the wine and the dish should be equal partners, right?!

Which one is better, White Wine or Red Wine?

 

Pada dasarnya Wine tidak seharusnya dikategorikan berdasarkan jenisnya. Dikarenakan masing-masing wine memiliki keunggulannya bila dipadukan dengan hidangan yang tepat. Para expert menyebutnya dengan ‘Matching Weight’ artinya padankan dengan bobot makanannya terlebih dahulu. 

 

White wine yang dry dapat dipadukan dengan appetizer sejenis salad, fried food, seafood, dan poultry. Alasannya karena kandungan acidity di dalam white wine dapat mengurangi lemak dari gorengan dan rasa amis dari seafood. Untuk white wine yang dry dengan medium to high tannin dapat memilih wine dari Bordeaux (Prancis), Italia, dan USA. 

Sementara white wine (sweet) cocok dipadukan dengan tipe makanan yang pedas dan hidangan penutup sejenis buah-buahan dan caramelSweetness dari wine ini dapat mengurangi rasa pedas dan menjadi rasa yang seimbang untuk pairing dengan dessert yang memiliki rasa yang manis. Untuk jenis wine tersebut antara lain Moscato d’Asti dari Italia, Riesling Spatlese dan Auslese dari Jerman, Sauten dari Prancis, Icewine dari Kanada, dan Port wine dari Portugal. 

Untuk red wine, red meat memang cocok untuk dikonsumsi dengan red wine karena  tannin di dalam red wine dapat mengimbangi fat yang ada di dalam red meat, dan tannin menjadi lebih soft sehingga menciptakan rasa yang seimbang. Beberapa contoh red wine tersebut adalah medium to full bodied wine seperti Syrah, Cabernet Sauvignon, Merlot, Malbec, dan Grenache.

 

Disisi lain masih ada Rosé Wine lebih yang mengarah ke light to medium body dengan low tannin sehingga dapat dipadukan dengan sajian daging berjenis pork, atau duck.

 

Selain memadukan wine dengan jenis makanan yang tepat, hal lain yang harus diperhatikan adalah alcohol level dari setiap jenis wine, umumnya wine dengan alcohol level dibawah 12 persen lebih ringan, sementara wine dengan alcohol level diatas 14 persen lebih berat. 

 

Disisi lain, jika Anda ingin menambahkan esensi lebih spesial lagi dalam soal cita rasa, tentu mempertimbangkan usia wine menjadi suatu hal yang amat diperlukan. The more they age, the better they become.

 

 

Foto: Pixabay, Torsten Dettlaff, Julia Kuzenkov, Taryn Elliot