Nusa Penida yang terletak di Bali, telah diakui sebagai salah satu dari Hope Spot oleh Mission Blue, sebuah program global yang mendukung konservasi laut. Nusa Penida terkenal dengan keindahan bawah lautnya, termasuk ikan manta, sunfish, dan ratusan spesies terumbu karang. Setiap tahun, daerah ini menarik ribuan wisatawan yang datang untuk snorkeling, menyelam, dan menikmati keanekaragaman hayati laut. Bangga sekali rasanya menjadi masyarakat Indondonesia yang memiliki kekayaan alam begitu indah.
Sebagai salah satu Marine Protected Area (MPA) yang didirikan pada tahun 2014, Nusa Penida mencakup 20.057 hektar perairan yang mengelilingi pulau-pulau ikonik seperti Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan. Keberhasilan konservasi ini sebagian besar berkat kerja keras dua sosok inspiratif, Rili Djohani dan Wira Sanjaya, dari Coral Triangle Center (CTC).
Djohani, seorang ahli ekologi laut, bersama timnya telah membantu masyarakat lokal mempertahankan keseimbangan antara kebutuhan ekonomi, budaya, dan kelestarian lingkungan. Melalui proyek ini, lebih dari 400 struktur buatan telah dipasang di dasar laut untuk membantu regenerasi terumbu karang. Mereka juga berhasil mentransplantasikan lebih dari 6.000 fragmen karang di area yang mengalami kerusakan. Rehabilitasi hutan mangrove, yang sangat penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem laut dan melindungi pantai dari kenaikan permukaan laut, dan seluruh proyek baik ini bisa terjadi berkat Djohani, Sanjaya juga kelompok pemuda setempat yang terlibat dalam proyek restorasi terumbu karang.
Rolex Perpetual Planet Initiative dan Mission Blue juga mendukung hal positif ini, yang telah membuat Nusa Penida menjadi model keberhasilan konservasi laut yang dapat berjalan berdampingan dengan pariwisata. Upaya mereka tidak hanya berfokus pada ekosistem, tetapi juga pada peningkatan mata pencaharian masyarakat lokal, seperti dengan menghidupkan kembali praktik budidaya rumput laut yang ramah lingkungan. Produk rumput laut ini sekarang menjadi sumber pendapatan tambahan bagi penduduk setempat dan memberikan manfaat bagi lingkungan laut.
Rolex melalui Perpetual Planet Initiative berkomitmen mendukung upaya pelestarian bumi. Sejak 2019, mereka bekerja sama dengan ilmuwan dan organisasi untuk mengatasi tantangan lingkungan, termasuk menjaga lautan melalui Mission Blue dan melawan perubahan iklim bersama National Geographic Society. Lebih dari 20 mitra seperti fotografer konservasi, pelestari hutan, dan peneliti laut, berinisiatif mendukung proyek ini.
Hebatnya, konservasi Nusa Penida tidak hanya berhasil di tingkat lokal, tetapi juga menjadi inspirasi bagi konservasionis di seluruh dunia. Terumbu karang di kawasan ini terkenal tahan terhadap dampak perubahan iklim, yang membuatnya menjadi model studi bagi konservasi global. Dari sini saya paham, menjaga alam itu perlu kerjasama antara masyarakat lokal, pemerintah, dan organisasi global dalam menjaga keberlanjutan lingkungan.