Saya memang dapat dikatakan sebagai sosok yang visual. Dalam artian, semua harus dimulai dari mata terlebih dahulu. Jika tidak menarik, maka akan lewat begitu saja. Mungkin dikarenakan saya adalah sarjana dari fakultas seni dan desain. Namun, untuk beberapa kasus, saya memilih untuk menilik jauh ke dalam. Bahkan jika hal tersebut menyangkut dengan hasil karya seni sekalipun. Some might catch my eyes, some get through my heart.
Art Stage Singapore memang telah menjadi salah satu penggagas pameran seni rupa kontemporer, khususnya di Asia Tenggara. Acara yang diselenggarakan setiap tahunnya ini menjadi rumah persinggahan bagi para seniman dunia dan karya-karya kebanggaannya. Kali ini, yang menarik perhatian saya adalah tema besar yang digagasnya. 'I AM ART', menarik, bukan? Tiga kata yag sederhana namun memiliki makna yang begitu kuat. Tidak hanya berbicara mengenai karya seni, namun identitas manusia sendiri. We are all art in form of human, aren't we?
I AM ART juga menjadi pernyataan yang kuat bagi para seniman kontemporer. Bagi saya pribadi, karya seni kontemporer begitu berkaitan dengan para seniman yang melahirkannya. Seolah karya tersebut menjadi gambaran dari sang pencipta karya. Tidak pernah ada yang benar atau salah di dalam dunia seni. Setiap jiwa bebas berekspresi di atas kanvas maupun medium lain yang dirasa baik sebagai penyambung ide. Dan tak jarang, hasil karya tersebut menjadi sebuah jawaban atas pertanyaan yang tak sanggup dilontarkan oleh kata. Atau, sekadar menjadi ungkapan rasa yang selama ini terjebak di dalam dada?
Acara yang akan diselenggarakan pada tanggal 25 hingga 27 Januari 2019 mendatang akan mengambil tempat di Marina Bay Sands Expo & Convention Centre Level B2. Tidak hanya karya seni yang terpajang, namun turut dihadirkan pula karya seni dalam bentuk pertunjukkan yang interaktif. Apakah Anda tertarik mengunjunginya?
