Pagelaran Monolog Musikal yang Menampilkan Sisi Gelap Penari Ronggeng

Siapkan diri Anda untuk menikmati pagelaran musikal yang berbeda dari biasanya. ArtSwara Production mempersembahkan panggung monolog musikal bertajuk "Srintil: Tembang Duka Seorang Ronggeng" yang memadukan seni peran, musik, lukis, dan tari, untuk mengangkat kisah cinta tragis dari seorang penari ronggeng, bernama Srintil. Kisah ini diangkat dari novel "Ronggeng Dukung Paruk" karya Ahmad Tohari, yang terbit pertama kali pada tahun 1982. Novel ini bercerita tentang perjalanan cinta Srintil dengan Rasus, teman masa kecilnya, dan berlatar di Dukuh Paruk, Banyumas yang berlatar belakang kemiskinan di akhir tahun 1960-an. 

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

#srintil #teatermusikal #teaterindonesia #artswara #senipertunjukan

A post shared by srintilartswara (@srintilartswara) on

Penari Ronggeng yang merupakan sebuah kebudayaan tari yang sakral pada zaman dahulu, namun dianggap kian dilupakan. “Kita ingin mengangkat ronggeng yang mana sudah mulai punah di Indonesia ini. Kita ingin mengangkat stigma dari sang penari ronggeng yang dianggap pelacur. Sesungguhnya, ia adalah seorang penari budaya,” ujar Maera Panigoro, sang Executive Producer dari ArtSwara. 

Ava Victoria selaku penata musik untuk pagelaran ini menuturkan bahwa dengan adanya pagelaran monolog musikal Srintil, ArtSwara Production berharap publik memiliki perspektif yang terbuka terhadap Tari Ronggeng, dan tidak hanya melihatnya dari sisi negatif. “Terdapat pengorbanan cinta terhadap seseorang,” ujarnya. Dalam pagelaran monolog musikal ini, ArtSwara juga memilih Trie Utami sebagai pemeran utama, yang menceritakan kehidupan penari ronggeng pada masa muda. Hal yang diangkat juga mengenai kedukaan seorang mantan ronggeng, di mana seorang penari ronggeng mengorbankan kisah cintanya, demi menjadi kebanggaan desanya.

Di balik kisah gelap tersebut, juga terdapat sebuah pesan yang ingin disampaikan oleh sang sutradara, Iswadi Pratama. “Sebagaimanapun dalam melakukan suatu pekerjaan, diharuskan memiliki keyakinan dan rasa bangga dengan apapun yang dikerjakan, tidak perlu memikirkan apa kata orang. Semua orang berhak mengaktualisasikan mimpi dan potensi mereka. Maka dari itu, semua pekerjaan harus diberi kesempatan dan dihormati,” tuturnya. 

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Saksikan!! #srintil #artswara #teaterindonesia #teatermusikal #monologmusikal

A post shared by srintilartswara (@srintilartswara) on

Pagelaran monolog musikal "Srintil: Tembang Duka Seorang Ronggeng" dapat disaksikan di Teater Salihara dari tanggal 28-29 April 2019, dengan harga tiket Rp450.000,00.