Get Well Soon!

Common Sense

Saya masih ingat  ketika dua tahun yang lalu pandemi baru saja mulai, semua orang pun turut berubah, menjadi lebih toleransi, membumi, dan lebih bersatu. Yang saya rasakan semua orang berubah menjadi lebih tulus.

 

Baru saja beberapa bulan Presiden Jokowi membebaskan penduduk negeri ini untuk dapat melepas masker ketika berada di lokasi outdoor, maka manusia secepat itu pula berubah.

Dulu rasanya kalimat ‘we’re in this together’ kerap kali menyatukan semua orang. Kendati tak saling bertemu fisik, namun lebih sering menanyakan kabar satu sama lain, melalui WhatsApp atau direct message.

 

Manusia nyatanya cepat lupa diri dalam kesenangan. Sikap manis yang seketika menyambangi disaat pandemi, nyatanya turut melemah ibarat virus corona yang kerap melemah pula. Manusia yang sebelumnya lebih memperhatikan satu sama lain, nyatanya justru kembali kepada karakter awalnya, bahkan lebih buruk dari sebelumnya.

 

Suatu kejadian unik terjadi kepada seseorang yang saya temui di media sosial yang mana secara aktif memproklamirkan pola hidup sehatnya, keluarga yang sakinah, mawadah warohmah, dan keramahtamahannya kepada para follower-nya. Seolah ia sangat menyayangi seluruh penggemarnya yang selalu dipanggil dengan sebutan ‘sayang’.

 

Kenyataan sesungguhnya apakah ia memang memiliki hati penyayang seperti itu? cukup memiliki sensitivitas sebesar itukah ia dalam memberikan perhatiannya kepada orang-orang yang memiliki investasi perasaan dengannya? apakah ia mengucapkan belasungkawa kepada teman yang kemalangan, atau ucapan lekas sembuh kepada sahabat yang terjangkit covid? Melihat kontrasnya sikap saat ini, membuat saya kembali bertanya, apakah mereka yang mendedikasikan hidupnya kepada sosial media, dan aktif menceritakan isi perutnya, bahkan merangkul semua follower-nya, mereka juga memperhatikan apa yang terjadi dalam kehidupan orang lain, apakah mereka peduli kepada apa yang orang lain hadapi? Apakah mereka mengucapkan rasa simpati untuk orang lain?

 

Wahai para pengguna media sosial yang budiman, alangkah lebih mulianya jika Anda dalam menggunakan media sosial tak hanya sekedar ‘kepo’ dan menertawakan kehidupan orang lain.  Gunakan hati nurani dalam bertindak.     

 

Not everything all about you! Hidup di dunia ini tak hanya berisi tentang kisah Anda seorang. Jangan biarkan diri terlena akan perhatian dan likes yang orang lain berikan. Tetapi luangkan waktu untuk memberikan perhatian tersebut untuk orang lain. Ada saatnya Anda memberikan timbal balik terhadap apa yang terjadi dengan sekeliling Anda. Jangan memikirkan diri sendiri untuk selalu ingin dibanjiri perhatian dan likes, tetapi ada waktunya juga memberikan ungkapan rasa simpati untuk orang lain, sesederhana mengucapkan get well soon kepada teman yang terjangkit suatu penyakit, atau ucapan turut berduka cita bagi mereka yang kehilangan.

 

Jika Anda melewatkan dua ungkapan kalimat simpati tersebut kepada orang yang Anda kenal, maka fatal hukumnya. Karena akan lebih baik ucapan get well soon tersebut dilayangkan kepada diri Anda, karena sesungguhnya Anda telah ‘sakit’ secara mentalitas.

 

Photo: Pavel Danilyuk