Sekali dayung dua tiga pulau terlampaui kiranya kalimat tersebutlah yang pantas menjadi motivasi saya dalam melakukan perjalanan traveling. Jika dalam suatu trip perjalanan dapat mengunjungi beberapa negara dalam satu waktu mengapa tidak.
Turki yang menjadi serambi dunia, di mana menjadi perbatasan antara benua Asia dan Eropa, selalu menjadi negara transit para pelancong yang hendak berpergian antar benua. Dan Istanbul kerap kali saya lewati setiap berpergian, namun tak kunjung berjodoh untuk dijejaki. Oleh sebab itulah beberapa waktu lalu saya sengaja singgah di kota tersebut sebelum meneruskan perjalanan ke Eropa.
Tentu untuk melakukan perjalanan panjang dengan tujuan beberapa destinasi haruslah mencari strategi agar pengeluaran tidak membengkak. Maka untuk perjalanan ke Istanbul ini saya sengaja mengambil penerbangan Turkish Airlines dengan stop-over selama dua malam. Setelah mencari tau banyak mengenai trip ke Istanbul ini, ternyata sebenarnya kita sangat bisa sekali menghemat dalam segi penginapan. Karena seperti Turkish Airlines, memberikan penginapan secara percuma jika Anda mempunyai rute yang berdestinasi dengan transit di Istanbul. Maka gaass-lah! Kesempatan untuk menjelajahi Istanbul selama dua hari dua malam di depan mata.
Jika dibayangkan mengeksplorasi sebuah kota dalam waktu kurang dari 60 jam mungkin mustahil, namun setelah dijalani sangat memungkinkan. triknya adalah riset dengan seksama sebelum keberangkatan. Menyusun itinerary berdasarkan jarak tempuh sangat diwajibkan guna efisiensi waktu dan biaya perjalanan. Dan penggunaan Chat GPT saat ini sangat berguna untuk mempercepat riset.
Hari pertama di Istanbul diawali dengan mendarat pukul 4 subuh pagi, dilanjutkan check in hotel dan istirahat sejenak. Perjalanan pun dimulai pukul 10 pagi dengan mengunjungi Hagia Sophia sebuah peninggalan sejarah yang amat sangat wajib untuk dikunjungi, dilanjuti dengan mengunjungi Topkapi Palace dan Blue Mosque, ketiga tempat tersebut berada di area Sultanahmet. Sehingga hanya perlu berjalan kaki untuk mengunjunginya satu persatu. Tak jauh dari lokasi tersebut terdapat Basilica Cistern atau dalam bahasa Turki disebut dengan Yerebatan Sarnici (Istana Tenggelam) dan menurut saya tempat yang satu ini sangat wajib untuk dikunjungi. Yakni sebuah tempat penyimpanan air raksasa yang dibuat dibawah tanah pada zaman Byzantium.
Setelah banyak melewati tempat-tempat bersejarah yang berlokasi indoor, menikmati kota ini sangat disarankan sekali ketika sunsest. Maka saya pun melanjutkan dengan mengitari keindahan kota ini diatas cruise, menikmati wine sambil melihat indahnya matahari tenggelam diatas selat Bosphorus.
Hari kedua tentu saatnya untuk menikmati kota ini dengan sesuatu yang lebih modern, menelusuri gaya hidup di kota ini dengan tempat-tempat artistik hingga kekinian. Maka perjalanan diawali dengan menyisir area Cukurcuma dengan toko yang menjual barang-barang vintage, dilanjutkan dengan menikmati secangkir kopi di daerah Cihangir, menapaki Istiqlal street dan ditutup dengan menikmati pemandangan seluruh kota Istanbul dari atas bukit di Karaköy.
Sebenarnya masih banyak waktu tersisa di malam hari jika Anda masih ingin menghabiskan waktu untuk night life, karena kota ini sangatlah hidup dan menawan di malam hari. Namun saya lebih memilih untuk beristirahat, karena masih banyak agenda di kota lain yang masih menanti.