#CLARAPride: Wawancara Bersama Febrian

Untuk mencapai profesinya saat ini, ia harus mengalami berbagai lika-liku kehidupan bahkan sempat menjadi seorang penyanyi yang tidak berjalan sesuai harapan. Namun, berkat kepercayaannya bahwa setiap orang pasti memiliki beberapa passion, maka ketika kesempatan menjadi seorang travel blogger datang kepadanya, ia pun menjalaninya sepenuh hati.

Febrian in TANGAN, Moral & Rinaldy Yunardi

Bagaimana akhirnya Anda memutuskan untuk menjadi influencer, setelah sebelumnya sempat menjadi penyanyi?
Dari kecil memang suka traveling, dan orang punya passion pasti beberapa tidak cuma satu. Dan one day setelah aku punya album, aku merasa sepertinya manajemen tidak sejalan dengan aku, dan daripada menjadi toxic dan tidak happy mending aku berhenti saja. Terus sebelum aku jadi travel blogger, during weekdays aku hanya traveling dan weekend aku nyanyi untuk wedding, sampai akhirnya aku merasa bosan, sampai akhirnya waktu itu aku ke NTB - Pulau Kanawa, aku ketemu dengan Alexander sriewijono- Psikolog dan carrier coac, lalu aku tanya “Mas bisa enggak ya traveler itu dijadikan uang. Nah terus dia bilang if you have no doubt in your life, that your answering that question, you gonna make it! As long as you do it 100 percent and the result gonna 100 percent as well. Sekarang kamu nyanyi dan traveling, itu artinya kamu masih setengah-setengah. Akhirnya I decided to quit singing, dan mulai pindah ke Jogja sebulan, lalu ke tempat lain lagi sebulan, dan lain-lain. Sampai akhirnya setelah satu tahun saya dihubungi oleh Indonesia Kaya, mereka lagi mencari host untuk acara youtube-nya mereka, sampai sekarang akhirnya bisa menghasilkan jadi host untuk acara mereka Jurnal Indonesia Kaya. We’re talking about culture and traditions dan traveling sampai sekarang.
 

Bagi Anda apakah profesi ini akan menjadi profesi masa depan?
Menurut pandangan pribadi aku iya. Karena selama aku traveling, aku ketemu orang banyak dari berbagai daerah dan negara. Apapun bidangnya, misalnya seperti aku traveling ini kan sebenarnya banyak sekali sub sector-nya misalnya jadi author, atau punya travel agent, pokoknya banyak sub sector yang bisa dilakukan. Karena sebenarnya banyak banget yang bisa dilakuin dari traveling ini.
 

Ada pernyataan untuk para content creator yang mengatakan “rules number one, never read  the comments” apakah Anda mengaplikasikan hal tersebut dalam setiap materi postingan Anda?
Aku sebisa mungkin membalas semua komentar-komentar netizen, cuma kalau untuk avoid negativity, kita harus sudah tahu konsekuensinya dari awal, jadi jangan sebar yang negatif- negatif. Jadi kita itu ketika mau posting sesuatu, yah kalau memangnya kita buat materi yang negatif pasti komentarnya negatif juga. Jadi ya jangan pancing-pancing juga.
 

Anda sendiri merasa nyaman dengan kata influencer. Apakah Anda sudah merasa cukup memberikan banyak influence, kepada para followers Anda?
Kalau menurut aku as an influencer harus bisa memberikan influence banyak orang. Sampai saat ini aku belum merasa bisa memberikan influence banyak orang. Tapi kalau saat ini aku merasa kata tersebut menjadi kata negatif bagi aku sendiri. Karena aku tidak merasa influential enough untuk memberi influence banyak orang.
 

Febrian in TANGAN, Moral & Rinaldy Yunardi

Jadi Anda lebih nyaman disebut sebagai apa untuk profesi ini?
Travel blogger aja!


Dari profesi travel blogger ini apakah Anda merasa tercukupi dalam sisi finasial? Berapa hasil pendapatan per bulan Anda?
Sebenarnya tidak tentu ya, seperti sekarang aku juga membuat baju, based on charity. Jadi aku membuat clothing line bernama Toko Biagaru. Nah jadi misalnya membeli baju tersebut sama juga menyumbang untuk satu buku bagi anak-anak yang tinggal di daerah terpencil. Nah sekarang aku lagi buat satu kapal pinisi besar, berisi 9 kamar di Labuan Bajo, barengan dengan Andien Aisyah juga, yang rencananya nanti akan disewa-sewakan juga. Jadi kalau dihitung-hitung saat ini lumayan mencukupi, dan bisa invest, selain itu juga bisa menyekolahkan adik saya yang paling kecil.
 

Apabila Anda tidak menjadi Travel blogger Anda mau menjadi apa?
Guru! Satu hal yang membuat aku concern untuk anak-anak. Karena pertama aku suka anak-anak dan aku pernah ke salah satu daerah terpencil, aku melihat mereka tidak mempunyai mimpi besar seperti anak-anak yang hidup dikota. Seperti waktu itu ketika di Moyo saya ngobrol dengan anak-anak disitu dan saya tanya kalau besar nanti mau menjadi apa? Dan salah satu dari mereka bilang cuma ingin jadi pegawai mini market. Saya tanya kenapa? Karena pegawai minimarket seragamnya bagus. Nah makanya aku sedih sekali melihat hal ini, karena keterbatasan meraka akan melihat dunia ini, jadi cita-cita mereka hanya sebatas apa yang mereka lihat di depan mata saja.
 

Apa yang paling tidak menyenangkan menjadi seorang travel blogger?
Capek banget sih, karena harus pindah-pindah kota/negara. Kurang waktu sama keluarga dan teman. Sampai aku bilang ke manajerku agar untuk tahun ini agar disediakan waktu untuk quality time sama keluarga dan teman.
 

Apa makna pride bagi Anda?
Aku merasa kalau pride itu seperti negatif, sebuah kesombongan. Sementara aku ditanamkan dari kecil, tidak boleh sombong walau sudah besar. Sampai aku berharap kalau bisa aku tidak pernah punya kesombongan itu. Misalnya I’m proud of myself because this of that…menurut aku proud itu bisa dijadikan sebuah pembelajaran dan tidak dijadikan kesombongan.
 

Apa yang paling Anda banggakan dari diri Anda?
Aku selalu merasa bangga dengan diri aku dari kecil, karena ketika aku jadi penyanyi dan sampai saat ini, aku masih menjadi orang yang sama meskipun aku sudah pergi kebanyak tempat dan ketemu banyak orang.
 

What is your proudest moment in life?
Ketika aku sudah bisa traveling around. I told you that I'm not coming from a wealthy family, dan ketika aku mau pergi ke suatu destinasi dan bertanya ke orang tua, nanya ke mami papi mau nitip apa? Dan mereka cuma jawab enggak usahlah, mami papi cukup bangga lihat kamu jalan-jalan naik pesawat, kamu cukup kirim foto aja dan jadi matanya mami papi kemanapun kamu pergi. Sama satu lagi aku bisa membantu mengkuliahkan adik aku yang mau masuk kuliah, ketika tahun lalu keluarga aku tidak punya uang untuk membiayai dia kuliah. Puji Tuhan sampai saat ini berkat selalu ada aja ya.