Raya is just around the corner! Menanti hari kemenangan nanti tentu menjadi suatu hal yang sangat ditunggu-tunggu. Suatu hari akhir dari suatu perjuangan dalam melawan hawa dan nafsu.
Sewaktu kecil dulu, yang saya tau dari berpuasa adalah menahan lapar dan dahaga selama sehari penuh. Tanpa mengetahui lebih dalam sebenarnya makna berjuang disini apa, apakah berjuang itu adalah dengan tidak makan dan minum, atau ada makna tersirat lainnya. Namun satu hal yang saya pahami adalah menjalankan apa yang telah diperintahkan oleh agama.
Maka ketika saat itu pun saya menjalaninya seperti sebuah kebiasaan, layaknya pergi ke sekolah untuk belajar, dan mengerjakan tugas apa yang diberikan oleh guru di sekolah. Dan semua terasa lebih ringan bagi saya.
Selayaknya anak bawah umur yang tidak mempunyai problema hidup, dan emosi yang roller coastermaka puasa saat itu pun hanya bergumul dengan rasa haus akan air es dan makanan manis. Dan ketika tiba saatnya lebaran, maka usaha perjuangan itu akan dibayarkan oleh uang THR yang diperoleh dari paman dan bibi saya. Sederhana dan menyenangkan.
Sementara ketika dewasa makna berpuasa bagi saya tentu menjadi berbeda. Jika dikatakan berpuasa itu adalah perjuangan, maka memang begitulah adanya. Ketika manusia menjadi dewasa, banyak sekali problema yang dihadapinya. Mulai dari kurang tidur yang menyebabkan hormon naik turun, sehingga menjadikan emosi pun lebih fluktuatif. Sementara hempasan cobaan yang datang dari faktor eksternal kian beragam. Sebut saja dari sisi pekerjaan, atasan yang strict, hingga clients yang demanding. Maka tak heran bila berperang melawan emosi diri sesungguhnya lebih berat daripada berperang melawan dahaga.

Belum lagi dari sisi pikiran yang kerap kali mudah terbawa perasaan buruk sangka. Lantas siapa yang dapat mengkawal pikiran manusia yang liar dan perasaan hati yang beraneka instrumennya. Disisi lain pada hari raya nanti pengeluaran pun menjadi ekstra dari bulan-bulan lainnya. Selain kebutuhan rumah tangga yang harus dipenuhi untuk momentum bersilaturahmi nanti, hingga kebutuhan penampilan untuk berlebaran nanti.
Maka bersabarlah, Anda tidak sendirian. Jika berpuasa itu adalah sebuah perjuangan maka memang benar adanya, bahwa setiap tahun umat manusia diminta untuk kembali berjuang melawan dirinya sendiri agar menjadi orang yang lebih baik dan lebih suci lagi. Menjadi lebih sabar dan lebih dapat memaknai makna hidup dalam arti sebenarnya. Bahwa berbaju raya disini, adalah bukan untuk mengenakan baju raya yang baru melainkan menjadi manusia yang baru, suci dan kembali fitrah.
Photo by: Cottonbro Studio - Pexels.com