Tradisi Natal Versi Benua Lain

Haute Culture

Apa hal yang paling menyenangkan dari hari raya natal, selain suatu momentum untuk berkumpul bersama keluarga dan teman di penghujung tahun. Saya masih ingat ketika masih bekerja kantoran, pertengahan Desember adalah saatnya saya menikmati cuti akhir tahun, dan traveling antar benua untuk mendapati suasana white christmas.

 

Benua Amerika tentu tak pernah bosan untuk dikunjungi setiap tahunnya. Entah karena film Home Alone yang sudah meracuni saya sejak kecil, atau memang karena negeri itu memiliki ragam gimmick holiday season. Diawali dari Macy’s Thanksgiving Day Parade yang telah dilakukan sejak 1924, berseluncur diatas ice rink - Bryan Park sambil diiringi lagu ‘All I Want For Christmas Is You, hingga diakhiri dengan menyaksikan ball drop di Times Square New York’ (khusus untuk aktivitas ini lebih baik disaksikan melalui televisi).

Foto: Jill Wellington - Pexels.com

 

Ya, memang hal-hal yang saya sebutkan diatas sangat Amerika sekali, dan tak berarti suasana natal di negara lain hanya dirayakan dengan menikmati hot chocolate sambil menonton Netflix. Karena nyatanya banyak tradisi-tradisi lain yang juga menarik untuk diketahui. Dan Berikut adalah 5 negara yang memiliki tradisi unik saat menyambut natal.

 

Sweden 

 

Momentum natal di negara ini, terkenal dengan mendirikan simbol Yule Goat yang dibuat dalam ukuran massive, yakni dengan tinggi 42 kaki dan lebar 23 kaki, dan memiliki berat sekitar 3,6 ton. Terbuat dari tumpukan jerami, simbol ini dibuat setiap tahun pada lokasi yang sama.

Foto: Mats astrand/tt/getty images

 

Philippines

 

Walaupun negara ini terletak di Asia Tenggara namun tak berarti suasana festive tidak terasa indah di Filipina. San Fernando yang dikenal dengan sebutan “Christmas Capital of the Phiippines” ini, memiliki sebuah festival lentera. Festival yang Bernama Ligligan Parul (Giant Lantern Festival) ini merupakan simbol dari Star of Bethlehem. Yang mana setiap lentera dihiasi dengan ribuan lampu di dalamnya. Dan pendarnya pun menghiasi langit-langit San Fernando ketika malam hari.

Foto: Dondi tawatao/getty images

 

Ukraine

 

49 persen dari populasi di Ukraina adalah Kristen Ortodoks, dan mereka mempercayai bahwa hari natal jatuh pada 7 Januari. Dan untuk merayakan hari tersebut mereka mengenakan pakaian tradisional sambil berkeliling kota menyanyikan lagu natal. Lebih uniknya lagi adalah mereka memiliki makanan khas yang dikenal dengan nama Kutya. Terbuat dari campuran gandum, madu dan kacang-kacangan. Tradisi menyantapnya adalah dengan melemparkan sesendok Kutya keatas langit-langit rumah, dan ketika Kutya menempel, maka artinya di tahun baru penduduk Ukraina akan mendapatkan hasil panen yang baik.

Getty Images

 

El Savador

 

Layaknya sebuah momentum kemenangan, maka di El Savador pada tanggal 24 dan 25 Desember diadakan pesta kembang api. Umumnya anak-anak kecil merayakannya dengan menyalakan kembang api kecil yang dikenal dengan sebutan Volcancitos (little volcanos) dan estrellitas (little stars). 

Foto: Kris Lucas - Pexels.com

 

Mexico

 

Kota yang penuh warna dan festive sepanjang tahun ini, tentu memiliki caranya sendiri dalam merayakan hari natal. Yaitu, seluruh umat gereja di Mexico selalu mengadakan Pastorelas (Shepherd’s Plays) yakni untuk menceritakan kembali kisah natal. Selain itu di negeri ini Christmas season selalu berawal di minggu pertama Desember dengan mengadakan Las Posadas, sebuah parade yang memperingati perjalanan Mary dan Joseph. Istimewanya lagi bunga Kastuba merah akan ditemui disetiap sudut kota sebagai dekorasi hari besar ini.

Getty Images