Memiliki beragam budaya yang masih hingga kini dilestarikan secara turun menurun, adalah anugerah. Kiranya itulah ungkapan perasaan yang dapat saya sampaikan seusai menonton Pagelaran Sabang Merauke ‘Hikayat Nusantara’ yang dipentaskan pada akhir pekan ini.
Musik yang merupakan bahasa universal menyatukan setiap insan dalam satu atap Indonesia Arena, Gelora Bung Karno. Para penampil di atas panggung yang berukuran extra large ini, diisi dengan puluhan penari, penyanyi dan pemusik. Dalam hal ini menunjukkan bahwa Indonesia banjir akan talenta, mereka berbaur menjadi satu dan menciptakan energi yang sangat dahsyat. Para penyanyi dan penari pun tak hanya hadir dari usia dewasa, melainkan dari usia balita sekali pun.
Tak hanya dari sisi performer saja, event yang menjadi agenda wajib untuk ditonton setiap tahunnya ini, terbukti telah mendatangkan penonton dari berbagai kalangan usia. Dan secara jitu telah memberikan pengetahuan yang dalam bagi para generasi penerus akan warisan kekayaan Nusantara.
Pagelaran Sabang Merauke sendiri pun menunjukkan kemampuan mereka untuk mengeksplor lebih dari berbagai sisi, seperti tahun ini melibatkan Padi Reborn sebagai salah satu highlight-nya. Sementara dari segi artistik PSM menambahkan ragam fauna dalam ukuran raksasa untuk memenuhi latar panggung, namun sangat disayangkan pemunculan fauna sebagai set bergerak tersebut kurang sedikit sempurna, bahkan terasa berlebihan.

Namun PSM sendiri sangat patut diacungi jempol dalam mensinergikan talenta-talenta di Indonesia, tak hanya dari urusan mereka yang diatas panggung. Para talenta yang membenahi belakang panggung pun tidak main-main. Hal ini terbukti dengan merangkul dua belas desainer yang tergabung dalam Indonesian Fashion Designer Council (IFDC), mereka adalah Chossy Latu, Danny Satriadi, Denny Wirawan, Didi Budiardjo, Era Soekamto, Eridani, Ghea Panggabean, Ivan Gunawan, Mel Ahyar, Priyo Oktaviano, Sebastian Gunawan, dan Wilsen Willim.

Setiap penyanyi yang merepresentasikan suatu daerah dipercayakan oleh satu desainer. Seperti misalnya Ivan Gunawan yang merancang khusus untuk pemeran Malin Kundang yang dipentaskan oleh Taufan Purbo. Sementara Priyo Oktaviano yang juga bertugas sebagai lead designer merancang kostum para penyanyi untuk daerah Aceh, Sumatera Utara, Maluku dan Sulawesi. Kesuksesan dalam meramu busana setiap penyanyi pun tak lepas dari kejelian mata sang Fashion Director Alm. Opi Bachtiar yang menghembuskan nafas terakhir tepat dua minggu sebelum acara berlangsung.

Pergelaran yang berdurasi tiga jam ini terasa begitu singkat, berkat kejutan yang diberikan pada setiap babak dari PSM, dan tentunya saja meninggalkan banyak kenangan yang berbeda-beda bagi setiap penonton. Hal ini terbukti pada rekam digital yang mewarnai trending topic pada media sosial,