Dengan kondisi iklim bumi yang kini kian semakin parah, paru-paru dunia rasanya telah lenyap tanpa bersisa. Hal ini seakan-akan menjadi wake-up call untuk kita semua agar lebih peduli dengan alam. Tak terhitung begitu banyaknya usaha yang telah dikerahkan untuk membangun kembali paru-paru dunia. Sebuah pertanyaan yang terus terbayang dalam benak saya adalah ‘dapatkah dunia mode turut berpartisipasi dalam menunjang sustainability?’
Dunia mode dan konsep sustainability rasanya sangat bertolak belakang. But this didn’t stop Dior from making a global statement! Dior menyambut hari pertama Paris Fashion Week dengan peragaan busana yang menurut saya cukup revolusioner. Dengan acara pagelaran koleksi Spring/Summer 2020 ini, Dior mengajak dunia untuk membuka mata dan lebih peduli terhadap alam.
Dijuluki “Inclusive Garden”, set dari acara pagelaran Dior ini terdiri atas lebih dari 100 batang pohon yang semuanya akan disumbangkan untuk beberapa community garden project untuk ditanam kembali setelah acara selesai. Dior juga menerapkan sistem zero-waste policy dalam pagelarannya, di mana seluruh bagian dari set tersebut terbuat dari bahan-bahan bebas plastik yang dapat didaur ulang. Selain itu, Dior turut berkolaborasi dengan Coloco, sebuah perusahaan yang terdiri dari botanis, gardeners, landscape designers dan urban planners. Maria Grazia Chiuri mengatakan bahwa ia berharap dengan konsep ini, ia dapat memberi pesan kepada dunia dan brand mode lain akan pentingnya ko-eksistensi antara dunia mode dan alam.
Maria Grazia terinspirasi dari foto-foto lama dari Catherine Dior. Dalam foto tersebut, adik perempuan dari Christian Dior yang memiliki hobi berkebun ini terlihat dikerumuni oleh beragam bunga di taman. Catherine atau yang sering dijuluki Miss Dior, memegang peran yang penting dalam sejarah rumah mode Dior. Dari sinilah Maria mentranslasikan passion dari Catherine Dior ke dalam koleksi Spring/Summer 2020.
Inspirasi ‘gardener’ untuk koleksi Spring/Summer 2020 ini terefleksikan jelas dalam busana-busana yang ditampilkan. Maria menggunakan beberapa jenis bahan untuk koleksi ini. Selain bahan-bahan sheer tulle, silk dan mesh yang telah sering digunakan, ia bereksperimen dengan raffia dan beberapa bahan utilitarian. Dan tak hanya berkreasi dengan aneka ragam bahan, Maria juga mengeksplorasi berbagai macam teknik baru. Salah satunya dengan memakai bunga yang dikeringkan dan kemudian diinkorporasikan ke dalam serat bahan tersebut.
Didominasi oleh siluet yang flowy dan loose, koleksi ini menampilkan beberapa flowy dress dan rok bermotif floral dengan teknik print, embroidery dan aplikasi 3D. Selain itu juga terdapat beberapa kemeja biru cerah yang dipadukan dengan dres atau rok dari raffia, pieces dengan motif tie dye warna-warni dan acid wash, suit dengan aneka motif, serta modifikasi baru dari bar jacket Dior yang klasik yang kali ini tampil dengan aksen off-shoulder. Koleksi terbaru dari Dior ini menjadi perpaduan antara beragam motif. Selain motif floral, beberapa motif yang terlihat di antaranya adalah stripes, houndstooth dan checks.
Akesori pelengkap yang ditampilkan ternyata tidak kalah menarik! Dari bucket hat yang terbuat dari jerami, belt yang dibuat menyerupai tali tambang, hingga varian baru dari Dior Saddle Bag yang tampil dengan floral embroidery.
Saya sangat menyukai ide dan usaha dari Maria Grazia untuk turut berpartisipasi dalam menunjang sustainability. Makna dibalik koleksi ini lebih dari sekedar keindahan taman, namun juga untuk mengingatkan manusia untuk membuka mata dan waktunya melakukan perubahan untuk alam. Namun menurut saya, alangkah lebih baik lagi jika busana dari koleksi yang ditampilkan terbuat dari bahan-bahan yang eco-friendly dan sustainable!
Saya sangat berharap Dior dapat menemukan sebuah cara untuk dapat berkreasi dengan bahan yang ramah lingkungan tanpa menghilangkan sentuhan khas dari brand mode Dior. Nevertheless, I’m giving Dior a round of applause for the effort! Saya berharap dengan ini, brand mode lainnya akan turut mengikuti langkah Dior dengan mengadaptasi koleksi yang lebih sustainable.