Sea Grain Restaurant & Bar sudah masuk daftar restoran favorit saya sejak dibuka pertama kali beberapa tahun lalu. Maka, ketika diinformasikan bahwa restoran yang berlokasi di lantai tiga Hotel DoubleTree by Hilton Jakarta – Diponegoro, Menteng, tersebut kehadiran chef baru, maka rasa penasaran muncul dan merasa terpanggil untuk mengunjunginya lagi. Siapa chef itu dan apakah hidangannya mampu menggantikan posisi masakan-masakan Sea Grain yang selama ini sudah bertengger manis di hati saya?
Ketika diri saya sampai di Sea Grain pada sebuah siang, sosok berwajah internasional menyambut di depan pintu masuk. Ia mengenakan kostum koki, lengkap dengan celemek hijau. Ini dia pria yang akan diperkenalkan, pria yang sekarang mengambil alih peran penting di balik dapur restoran favorit saya. Ia Chef Alvaro Bonache Utiel. Pengalaman di dunia kuliner internasional telah membawanya ke dapur di Eropa dan Asia, termasuk bekerja di restoran berpredikat Michelin Star dan juga salah satu dari 25 restoran terbaik di Barcelona, hingga Shanghai.
Selain chef dan menu, terdapat hal baru lainnya, yaitu appetizer buffet table di dekat pintu masuk restoran ini, di mana para pengunjung dapat dengan bebas mengambil dan menikmati beragam sajian pembuka, seperti ragam keju, salad, juga sup. Santap siang saya hari ini dimulai dengan "Spanish Salad" dengan Saus Romesco, salah satu hidangan terbaik versi saya yang disajikan siang ini. Seladanya begitu garing dan segar, kemudian perut tuna di atasnya memberi sensasi gurih. Sungguh sebuah hidangan pembuka yang mampu membuat saya semakin tak sabar menunggu sajian selanjutnya.
"Sea & Land" juga tak kalah menarik. Ini kali pertama bagi saya untuk mencoba cumi, tepatnya red gun squid, yang diisi dengan daging sapi cincang berbumbu saus tinta cumi. Ketika ditanya, menurut Chef Alvaro sungguh normal di Spanyol untuk menggabungkan dua lauk hewani dalam satu sajian seperti yang satu ini.
Hidangan selanjutnya adalah "Tortellini with Ricotta and Gorgonzola". Dililhat dari foto di bawah ini, mungkin Anda sudah mendapatkan ide betapa creamy hidangan ini. Tapi tunggu dulu. Meski ricotta diisi dengan daging, sausnya terasa manis. Apalagi terdapat pula tetesan port wine reduction yang membuatnya kian manis. Terima kasih kepada kacang kenari di hidangan ini, yang menjadi kejutan pas untuk menetralisir kombinasi rasa manis saus dan asin daging isi ricotta. Tastes so good! Hidangan ini pas untuk dinikmati bersama-sama.
Jika Anda hendak bersantap dengan beberapa orang lainnya, maka "Nasi-Grain" dapat menjadi pilihan tepat. Hidangan utama ini merupakan paella, yaitu nasi seafood tradisional Spanyol. Tentu ada hal yang spesial di setiap karya Chef Alvaro. Untuk hidangan ini, kelezatan yang Anda rasakan merupakan resep keluarga dari sang chef sendiri. Nasi yang disajikan di atas panci ini disempurnakan juga dengan scallop dan udang.
Sampailah kita pada pembahasan utama dari artikel ini. Tak lain adalah hidangan "200 Days grain-Fed Angus Tomahawk". Rasanya sungguh luar biasa lezat. Daging panggang ini disajikan dengan tiga pilihan saus, tapi saya memilih untuk cukup menikmatinya dengan taburan garam dan lada, itupun saya sudah sangat puas dengan kelezatannya. Untuk steak satu ini, pas untuk dinikmati sekitar empat orang. Daing yang disajikan berasal dari sapi yang selama 200 hari diberi makan biji-bijian. Alhasil, daging terasa lembut dan gurih.
Untuk hidangan penutup, kami disajikan "Chocolate and Banana", yang tak lain adalah chocolate and banana mousse di dalam 'cangkang' keras dari cokelat. Anda perlu 'mengetuk' cangkang tersebut dengan sendok untuk mendapatkan isinya. Yang menarik dari dessert ini adalah rasa pedas di hidangan manis. Percampuran rasa unik yang cukup menantang hasrat para pecinta kuliner.
Bertemankan pula dengan minuman beralkohol Mediteranian Margarita dan Sea Grain Mojito, saya dapat berkata bahwa santap siang saya hari itu sungguh berkesan. Saya menemukan keunikan rasa di setiap kreasi Chef Alvaro. Jika ditanya hidangan yang paling saya sukai dari semua yang saya nikmati siang itu, maka pilihan saya jatuh pada "200 Days grain-Fed Angus Tomahawk". Keesokan paginya, ketika baru saja membuka mata dari tidur, saya terngiang akan kenikmatan daging steak tersebut. Oh, dear God, I wanna go back for more.