Di tengah lanskap Jakarta yang modern dan terus bergerak, Purana memilih untuk berhenti sejenak melihat ke belakang sambil menenun masa depan. Melalui pameran Purana 16 Years: A Tapestry of Nature & Culture, yang berlangsung di Cikini82 mulai 22 Oktober 2025, rumah mode yang didirikan oleh Nonita Respati ini merayakan enam belas tahun perjalanan panjangnya dalam satu pameran retrospektif yang imersif.

Lebih dari sekadar perjalanan brand, pameran ini adalah refleksi tentang cara kita berhubungan dengan budaya, alam, dan kreativitas. Tiga babak besar Pusaka, Titian, dan Langgeng menggambarkan evolusi Purana dari akar tradisi menuju ekspresi kontemporer. Pusaka membuka kisah tentang masa-masa awal, dengan suasana hangat gamelan, aroma malam, dan arsip batik yang menghidupkan kembali ingatan tentang kolaborasi Purana dengan para pengrajin. Di ruang ini, pengunjung juga dapat mencetak cap batik dari arsip Purana, atau menikmati jamu di bar interaktif “Art of Jamu” persembahan Deltomed, yang menegaskan bahwa tradisi bisa tetap hidup dalam bentuk yang baru.
Perjalanan berlanjut ke Titian, babak yang menandai metamorfosis Purana melalui seni, alam, dan kolaborasi lintas disiplin. Ruangan ini menyerupai hutan hujan tropis yang dibangun sepenuhnya dari kardus daur ulang karya Dus Duk Duk, studio desain ramah lingkungan pimpinan Arief Susanto. Di dalam hutan kardus yang tenang itu, karya Hanafi Kurniawan Sidhartha (HKSIDH/Rembol) menghadirkan instalasi wayang kulit modern bertema flora dan fauna, sementara bar “Elixir” oleh Herbana menawarkan racikan herbal dalam bentuk mocktail. Semua elemen ini berpadu seperti simfoni: antara alam dan manusia, antara seni dan keberlanjutan.
Babak terakhir, Langgeng, adalah tentang masa depan Purana tentang keberlanjutan, rumah, dan cara hidup. Di ruang ini, Purana memperkenalkan dua lini barunya: Purana Home & Living dan Puragraph. Bersama Erika Amalia, tampilan ruang dikurasi dengan keseimbangan antara akar lokal dan tren global. Koleksi Home & Living menghadirkan keindahan wastra ke dalam ruang sehari-hari, sementara Puragraph menafsirkan arsitektur tradisional Indonesia ke dalam bentuk busana modern.

Di balik setiap ruang, kolaborasi menjadi benang merah yang menenun keseluruhan pengalaman. Dari DUS DUK DUK yang mengolah kardus menjadi karya instalatif, Bakti Budaya Djarum Foundation yang menjaga kesinambungan warisan budaya, hingga Deltomed dan Herbana yang menghidupkan tradisi jamu dalam wajah baru semuanya terhubung oleh semangat yang sama: keberlanjutan dan kebanggaan terhadap identitas Indonesia.

Purana 16 Years: A Tapestry of Nature & Culture bukan hanya selebrasi sebuah jenama, melainkan perayaan tentang bagaimana seni, budaya, dan kehidupan bisa saling bertaut Seperti namanya, pameran ini adalah anyaman besar antara masa lalu dan masa depan, antara manusia dan alam, antara keindahan dan makna yang terus tumbuh.