Memanggil Para Aktivis Lingkungan untuk Menikmati Koktail yang Terbuat dari Cangkang Tiram!

Entah apakah ibu kota akan tetap bertempat di Jakarta atau pindah ke Pulau Kalimantan, rasanya wilayah yang satu ini akan tetap menjadi pujaan. Apalagi jika bukan Pulau Dewata? Meskipun bukan pusat pemerintahan, Bali menjadi salah satu wilayah di Indonesia yang cepat mengikuti perkembangan zaman. Mungkin karena predikat yang dimilikinya sebagai wilayah destinasi mancanegara. Ya, dapat dilihat dari banyaknya turis yang terlihat tak bosan mengunjungi Bali. Katanya, Indonesia mengalami musim panas sepanjang tahun, namun nampaknya Bali mendapatkan sisi terbaik dari hal itu! It's always better to feel the summer heat in Bali, don't you think so?

Sebagai kota yang begitu terbuka dengan segala perkembangan dan banyaknya turis yang mengunjungi wilayah ini, Bali sangat aktif menggiatkan kelestarian lingkungan. Isu ini sendiri memang bukan hal yang baru. Tentu, aset berupa pantai-pantai cantik yang dimilikinya tak akan ia relakan jika harus dipenuhi dengan sampah berserakan. Saya ingat, beberapa tempat yang saya kunjungi pun lebih dulu menggunakan sedotan kertas dan melarang penggunaan kantong plastik. Namun, nyatanya tak berhenti sampai di produk sehari-hari, kini Bali juga turut menawarkan sustainable cocktails (Oh, where else it can be)! Tepatnya dapat Anda temukan di Seasalt, Alila Seminyak, Bali!

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Seasalt (@seasaltseminyak) on

"One bar's trash is another bar's treasure", katanya. Slogan ini dengan mudah menangkap perhatian saya. Doesn't it sound like love (okay Met, not this time)? Namun, sungguh, sebuah slogan yang menggambarkan keseluruhan konsep terbaru dari Seasalt ini. Tanpa disadari, merusak lingkungan juga sesederhana sisa-sisa bahan makanan yang terbengkalai begitu saja. Dengan konsep ini, Seasalt menawarkan koktail dengan menggunakan seluruh bahan makanan, tanpa sisa sedikit pun! Bahan-bahan yang digunakan melewati proses yang panjang sehingga tidak menghasilkan sampah di bumi. Proses seperti recycling, upcycling, hingga fermentasi juga terlibat dalam penyajian menu zero-waste ini. Tidak hanya dari segi minuman, sedotan yang disertakan pun terbuat dari sisa serat tebu! Seriously, not even a paper!

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Seasalt (@seasaltseminyak) on

Beberapa bahan yang digunakan mungkin sanggup membuat Anda mengernyitkan dahi. Sebagai restoran yang juga menyajikan hidangan laut, tiram ini tentu menjadi salah satu bahan yang sering ditawarkan bagi para tamu. Namun, Seasalt justru berhasil mengkreasikan oyster-infused vermouth yang terbuat dari sisa cangkang tiram tersebut! Buah alpukat yang juga kerap kali digunakan dalam menu sarapan dapat diubah bijinya menjadi sirup. Bahkan, bagi Anda yang vegan, Seasalt juga mengganti foam yang biasanya terbuat dari putih telur mejadi chickpea (akrab dikenal sebagai kacang Arab). Jika Anda memang peduli dengan kelestarian lingkungan, rasanya hal seperti ini dengan mudah menarik perhatian Anda, bukan? So, do you dare eating the trash, or should we say treasure from now on?