"Dia mah hanya semangat jika diajak nonton film Indonesia saja," demikian kata orang yang benar-benar mengenal saya. Ya, entah mengapa, saya tidak bisa tahan lama jika harus duduk di bangku bioskop. Rasanya selalu lebih nyaman jika menyaksikan film apapun di rumah. Namun, seperti yang diketahui, film Indonesia yang ditayangkan di layar lebar jarang sekali kembali ditayangkan melalui situs resmi manapun. Di sisi lain, bukankah hal yang baik jika kita turut mendukung perkembangan anak bangsa, termasuk melalui industri perfilman?
Di balik banyaknya karya anak bangsa yang ditayangkan di layar lebar dan ramai diperbincangkan publik, nyatanya masih lebih banyak lagi yang tidak terekspos secara luas. Namun, bukan berarti karya-karya tersebut tidak mendapat pujian dari para penikmat film, baik nasional maupun internasional. Beberapa film bahkan mampu menembus festival kelas internasional dan mendapat berbagai penghargaan bergengsi. Salah satu di antaranya adalah Hiruk-Pikuk Si Al-Kisah (The Science of Fictions) karya sutradara Yosep Anggi Noen. Film yang berkompetisi dalam sesi "Concorso Internazionale" ini akan ditayangkan secara perdana di Locarno International Film Festival yang ke-72 tanggal 7 hingga 17 Agustus 2019 mendatang.
Sebagai seorang pecinta film dengan genre drama percintaan yang klasik, seharusnya film seperti ini tidak akan menarik perhatian saya. Namun, menyaksikan trailer-nya ternyata mampu membuat hati tersentuh. Film ini berkisah tentang seorang pemuda bernama Siman yang dipotong lidahnya dalam keadaan sadar diri karena telah menyaksikan peristiwa rahasia. Tidak hanya kehilangan lidah, kejadian tersebut tentu membekas dan meninggalkan rasa trauma yang mendalam. Gangguan pada jiwanya menjadi sesuatu yang tak terhindarkan. Apalagi cap "orang gila" dari orang yang melihatnya. Bagaimana jika mereka yang berada di posisi Siman? Bagaimana jika mereka merasakan apa yang Siman rasakan?
Ya, mungkin film ini tidak memberikan hiburan atau gelak tawa, tidak juga mendatangkan perasaan bahagia. Namun, rasanya film seperti ini justru mampu mengubahkan pemikiran dan bahkan cara Anda menjalani hidup sebagai seorang individu. Film yang mampu membuat saya berpikir, "bukankah saya sering berada di posisi sebagai orang-orang sekitar Siman? Ya, yang hanya menghujat tanpa tau sebab." And, maybe you too.